Lihat ke Halaman Asli

Peran Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi sebagai Landasan Filsafat Ilmu dalam Era Modern

Diperbarui: 3 Oktober 2025   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Peran Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi sebagai Landasan Filsafat Ilmu dalam Era Modern

Siti Ismawati Nasriyyah

nashriyahisma@gmail.com

Pendahuluan

Dalam era modern yang semakin berkembang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi, filsafat ilmu memiliki peran yang semakin penting sebagai dasar pemikiran. Tiga bagian utama dari filsafat ilmu, yaitu ontology, epistemology, dan aksiologi, bekerja sama secara harmonis untuk membentuk cara berpikir yang memungkinkan para ilmuwan dan akademisi tidak hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga memahami hakikat dunia sebenarnya, bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dan dapat dipercaya, serta nilai-nilai yang mengarahkan pengggunaan pengetahuan tersebut.

Filsafat tidak hanya dilihat sebagai cara hidup atau cara berpikir, tetapi juga bisa dianggap sebagai ilmu. Filsafat mencoba untuk mencari tahu hakikat atau inti dari sesuatu sebagai bagian dari ilmu. Inti dari sesuatu tersebut sangat dalam dan hanya bisa dipahami oleh akal manusia. Oleh karena itu, dalam mencari pengetahuan tentang hakikat, diperlukan proses abstraksi, yaitu upaya akal untuk menghilangkan sifat atau kondisi tertentu agar muncul substansi atau sifat yang mutlak. Kemudian, ilmu tersebut berkembang menjadi beberapa bidang ilmu yang masing-masing memiliki pendekatan, sifat, objek, tujuan, dan ukuran yang berbeda-beda (Purnomo & Mansur 2024).

Dalam konteks kemajuan ilmu pengetahuan modern, filsafat berfungsi penting sebagai dasar berpikir kritis dan reflektif mengenai esensi ilmu itu sendiri. Tiga aspek utama dalam filsafat ilmu --- ontologi, epistemologi, dan aksiologi --- menjadi landasan penting untuk memahami, mengembangkan, dan mengarahkan ilmu agar tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran, rasionalitas, dan kemanusiaan. Ontologi berfungsi untuk menganalisis hakikat realitas sebagai objek ilmu, epistemologi mengupas metode manusia mendapatkan pengetahuan yang benar, sedangkan aksiologi menekankan nilai dan tujuan aplikasi ilmu dalam kehidupan manusia. Ketiganya berfungsi sebagai kerangka konseptual yang tidak hanya mengarahkan perkembangan ilmu, tetapi juga berperan sebagai filter etis dan filosofis dalam menghadapi tantangan kemajuan teknologi, globalisasi, dan modernisasi di era modern.

Pembahasan

1.Ontologi tentang Kenyataan Materi dan Rohani

Dalam membahas ontologi seseorang akan berhadapan dengan suatu permasalahan, yaitu bagaimanakah menerangkan hakikat dari segala yang ada ini Di? Dua jenis kenyataan yang harus dihadapi oleh seseorang. "yaitu pertama, kenyataan yang berupa materi (kebendaan) yang disebut fisika dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan) yang disebut metafisika" (Jauhari dkk., 2020). Kedua dimensi realitas ini menjadi dasar krusial dalam memahami ontologi sebagai landasan filosofi ilmu, karena ilmu pengetahuan modern tidak hanya berhubungan dengan realitas fisik yang terukur dan terlihat, tetapi juga dengan aspek metafisika yang berkaitan dengan nilai, arti, dan tujuan dari eksistensi sesuatu. Dalam konteks zaman sekarang, pemahaman ontologis dibutuhkan agar kemajuan ilmu tidak hanya bersifat reduksionistik---hanya melihat realitas dari sudut material---tetapi juga memperhatikan hakikat eksistensi manusia dan alam secara keseluruhan sebagai bagian dari sistem kehidupan yang saling terhubung.

2. Epistomologi tentang Mencari Ilmu Pengetahuan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline