Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Pongek Situjuah, Diburu Wisatawan yang Berkunjung ke Payakumbuh

Diperbarui: 22 Mei 2020   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. detik.com

Pongek adalah salah satu teknik memasak yang biasa dilakukan ibu-ibu rumah tangga di Sumatera Barat. Sebetulnya istilah yang lazim adalah pangek, tapi dalam dialek lokal Payakumbuh, kota yang terletak 125 km di utara Padang, disebut dengan pongek.

Memang begitulah dialek setempat. Seperti halnya orang Minang secara umum menyebut beras dengan bareh. Tapi di Payakumbuh bareh disebut dengan boreh.

Pangek sendiri adalah cara memasak dengan mengentalkan racikan bumbu terlebih dahulu sebelum memasukkan bahan utamanya. Zaman dahulu, pangek ini dimasak dalam belanga tanah liat di atas tungku kayu.

Bahan makanan utama yang sering dipangek adalah ikan, dan setelah masak disebut dengan pangek ikan. Tapi yang ditulis di sini adalah pangek cubadak (nangka), yang merupakan makanan khas dari penduduk Situjuah, sebuah desa yang berjarak sekitar 5 km dari pusat kota Payakumbuh.

Waktu dekade 70-an dulu, saya masih ingat, ada ibu-ibu yang berjalan kaki dari desanya di Situjuah, menjajakan pangek cubadak bekelililng kota Payakumbuh. Sesekali ibu saya membeli, dan ibu penjual itu pun menurunkan dagangannya yang dibawa pakai ketiding (bakul besar) dan ditarok di atas kepalnya.

Sungguh sensasi enaknya pangek cubadak yang saya rasakan di waktu kecil, ingin saya cicipi lagi, ketika awal Maret 2020, saat saya masih bisa pulang kampung karena belum ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sekarang, baik di Jakarta sebagai tempat saya berdomisili maupun di Sumbar, sama-sama lagi dalam tahap PSBB.

Salah satu rumah makan yang menyediakan Pongek Situjuah (dok pribadi)

Ceritanya beberapa teman sekolah saya dulu menawarkan untuk makan siang di Rumah Makan Pongek Situjuah. Tentu saja kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Hanya saja bayangan saya akan makan di warung kampung yang sederhana, buyar seketika, saat sampai di tempat tujuan.

Ternyata yang saya lihat adalah rumah makan besar yang ramai pengunjung dengan halaman parkir yang penuh, beberapa di antaranya adalah bus pariwisata dari Padang, Bukittinggi dan Pekanbaru.

Tampaknya ini menjadi tempat makan favorit bagi para wisatawan dari kota-kota sekitar yang lagi berkunjung ke Payakumbuh. Banyak pula para perantau asal Payakumbuh yang saya jumpai di sana. Beberapa di antaranya memakai baju seragam karena dalam rangka reuni bersama teman-teman sekolahnya dulu.

Secara umum, menu yang ditawarkan sama saja dengan menu di rumah makan Minang kelas menengah ke atas, dalam arti punya menu yang komplit. Tapi salah satu menu yang khas yang tidak ada di rumah makan Minang lain, ya pongek cubadak itu tadi.

Adapun di warung makan Nasi Padang lain, rata-rata hanya memiliki menu nangka sebagai salah satu jenis sayur dengan kuah santan yang tidak kental. Sedangkan pangek, seperti yang ditulis di atas, agak berbeda bumbunya, sehingga lebih meresap ke daging nangka dan tentu juga lebih nendang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline