Lihat ke Halaman Asli

Irfan Aulia

Psikolog

Mengembangkan Industri Wisata Bersejarah Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengembangkan industri wisata bersejarah Indonesia

Apa yang penting dikembangkan oleh Indonesia? Saya melihat hal yang penting adalah konsistensi perencanaan. Industri pariwisata adalah industri yang menjanjikan, namun itu harus dibangun dalam waktu yang tak sebentar, itu sebabnya perlu ada perencanaan jangka panjang yang konsisten. Perencanaan jangka panjang menjadikan pengelola wisata bersejarah memiliki visi mengenai arah pembangunan infrastruktur pendukung wisata.

Dalam studi yang saya lakukan di Kota Tua, saya melihat sudah pernah ada rencana mengenai pembangunan Kota Tua, namun belum pernah rencana ini ditulis menjadi satu rencana jangka panjang. Di tahun 2013 rencana induk mulai digulirkan oleh pemerintah provinsi. Hal ini kemudian dibakukan menjadi rencana induk Kota Tua pada tahun 2014. Rencana induk ini sudah menjadi awal yang bagus untuk menata Kota Tua sebagai wisata bersejarah.

Negara tetangga yang aktif mengembangkan wisata bersejarah adalah Singapura. Pada tahun 80 an Singapura melirik pariwisata sebagai industri pendorong dan penopang ekonomi. Sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi industri pariwisata adalah mengelola wisata bersejarah. Dengan cara merestorasi dan merevitalisasi kawasan Kota Tua Singapura.

Pemerintah Singapura mulai dengan membangun perencanaan arah pembangunan pariwisata di kawasan Kota Tua Singapura. Perencanaan ini meliput pembangunan berdasarkan zona, pembanguna aktivitas di dalam zona, dan konsistensi untuk melakukan pembangunan berdasarkan perencanaan. Hasil dari kegiatan ini pemerintah Singapura mampu menjadikan Kota Tua Singapura sebagai wisata bersejarah yang mendorong industri pariwisata.

Bagaimana dengan Indonesia? Hal yang pertama harus dievaluasi adalah perencanaan. Saya mengambil contoh perencanaan di Kota Tua Jakarta. Menurut studi yang saya lakukan perencanaan belum dalam kerangka waktu dengan point point evaluasi pertahun yang jelas. Hal ini bisa mempunyai potensi bias saat melakukan pelaksanaan. Dengan kondisi seperti ini jelas potensi wisata bersejarah yang besar bisa menjadi tak terkelola. Oleh karena itu salah satu saran utama saya untuk membangun wisata bersejarah di Indonesia adalah perencanaan yang mata dan konsistensi dalam melakukan implementasi. Kedua aktivitas ini harus dilakukan dalam kerangka waktu jangka panjang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline