Serial drama Korea di Netflix menunjukkan adegan romantis. Seorang pria memayungi perempuannya, lalu perempuan itu terantuk dan hampir jatuh. Si lelaki sigap menahan tubuh perempuan itu agar tidak jatuh. Lalu ia memeriksa kaki perempuan yang rupanya lecet. Sehelai hansaplast tiba-tiba ada di tangan si lelaki yang ia lekatkan pelan-pelan di luka lecet kaki perempuan tersebut.
Bagi penggemar drakor pasti sudah tak asing dengan adegan sweet sweet seperti itu. Kadang adegan romantis itu sungguh menunjukkan kebucinan seorang lelaki terhadap pasangannya. Hingga yang nonton - yang biasanya para emak-emak, berdecak: "Duh, suamiku kenapa tak bisa seromantis itu?"
Tipikal suami Indonesia biasanya suka main ponsel berlama-lama; kalau diajak bicara jarang menanggapi dengan effort yang sama (maksudnya istri sudah heboh cerita, suami responsnya lempeng); kalau dichat panjang lebar - jawabannya hanya ok. Hehehe.
Tapi di atas semua kebiasaan "buruk" tersebut, bukankah dia baik? Siap sedia membelikan gas atau air galon dan memasangnya sekalian. Siap mengantar ke manapun istri pergi. Siap menyediakan telinga untuk istrinya curhat - ya walaupun responsnya kadang di luar ekspektasi, hehehe.
Maka jika punya suami siap sedia seperti itu berarti dia baik. Tidak romantis tidak masalah. Kadang suami-suami seperti ini romantis dalam bentuk lain.
Satu contoh sebut saja namanya Liana. Suatu ketika dini hari Liana terbangun dengan perut melilit. Ia kemudian BAB sampai empat kali hingga subuh. Saat pagi hari ia mengeluh tentang kondisinya pada suaminya, Broto.
Broto mencari obat diare dan menyarankan Liana untuk minum 2 kapsul sekaligus. Setelah Liana minum obat, sebelum mereka berdua pergi bekerja, Broto membuatkan teh dan meminta Liana meminumnya. Teh bagus untuk menghentikan diare.
Seharian di kantor, Liana baik-baik saja. Bahkan ia makan siang pakai nasi padang. Ia bahkan lupa kalau paginya sempat BAB empat kali.
Pulang kantor, tepat saat Liana masuk ke dalam kendaraan duduk di samping Broto, hal pertama yang ditanyakan suaminya adalah: "Bagaimana perut? Sudah tidak bermasalah? Aman tadi di kantor?"
"Iya, aku bahkan lupa kalau tadi pagi sakit perut," ucap Liana.
Yang merasa sakit sudah lupa, tapi Broto tetap mengingatnya. Bahkan mungkin memikirkan Liana sepanjang hari di kantornya (ini sih harapan Liana, hehe).