Lihat ke Halaman Asli

Tiga Cahaya Center

Seniman Wapres-Dosen Filsafat

REVITALISASI RRI DALAM MENJAGA KEUTUHAN BANGSA: Refleksi Ulang Tahun ke-80

Diperbarui: 12 September 2025   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ilustrasi Imaginasi bantuan AI 

 

REVITALISASI RRI DALAM MENJAGA KEUTUHAN BANGSA: Refleksi Ulang Tahun ke-80

Dr. Hotmatua Paralihan, M. Ag

Penggiat Filsafat/Praktisi Media

SEBUAH AWAL KISAH

Jakarta, akhir Agustus 2025. Langit kota tampak muram, seolah ikut merasakan kecemasan yang melanda. Suara sirene meraung di mana-mana, bau asap menyelimuti jalan, dan berita kerusuhan beredar dari mulut ke mulut. Dalam rentang 25--31 Agustus, api berkobar di toko-toko, perkantoran, bentrokan antara aparat dan massa tak terelakkan, sementara warga berlari menyelamatkan diri.

Dalam sekejap, negara tercatat merugi Rp1 triliun. Sembilan jiwa melayang, entah berapa keluarga yang kehilangan mata pencaharian. Belum lagi kredibilitas negara di calon ivestor, pengusaha dan negara asing.  Di televisi, wajah-wajah panik ditayangkan berulang, tetapi media sosial lebih liar lagi: video potongan tanpa konteks, muncul penumpang gelap untuk maksud tertentu, kabar provokatif, hingga fitnah yang dikemas seolah kebenaran.

Dari antara berita yang simpang-siur, satu nama menyeruak ke permukaan: Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online sekaligus aktivis muda. Ia meninggal dunia setelah ditabrak kendaraan taktis Brimob. Dalam hitungan jam, Affan menjadi simbol kemarahan masyarakat. Namanya dipanggil di jalan-jalan, fotonya dibagikan jutaan kali di media sosial.

Namun bisa dikatakan 90% dari informasi yang beredar ternyata hoaks minimal hilang dari kontek dan objektivitasnya. Video yang dipelintir, kutipan yang dipotong, hingga narasi yang sengaja dikipasi untuk memperbesar amarah. Masyarakat bingung: siapa yang bisa dipercaya? Pada titik itulah, sebuah kesadaran kita harus muncul kembali: bangsa ini membutuhkan media publik yang netral, cepat-tepat, jernih, dan bisa dipercaya. Sekarang Affan dan 8 nyawa  korban kerusuhan sudah pergi, moga  mereka semua yang  koban  jadi suhada. Lalu apakah ini peristiwa semata, tentu tidak, bagi bangsa yang besar dan bermartabat perlu ada pikiran jernih agar tidak terulang.   

RRI DAN TUGAS SEJARAHNYA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline