Mohon tunggu...
Pena Kusuma
Pena Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya adalah content writer yang berfokus pada penulisan seputar Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM), serta update terkini mengenai dunia militer dan geopolitik. Mohon doanya juga, insyaallah saya bisa lolos sekali tes dalam seleksi PAPK TNI tahun 2027.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Insiden CN-235 TNI AU di Papua: Roda Pendaratan Ambruk, Dugaan Ban Pecah dan Faktor Cuaca

12 September 2025   08:36 Diperbarui: 12 September 2025   08:36 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat CN-235 TNI AU AI-2318 alami kendala teknis saat mendarat di Oksibil (Sumber: IDN Times)

Artikel ini disusun dari berbagai sumber tepercaya, termasuk laporan Siwarweng.com tentang kerusakan roda pendaratan pesawat TNI AU, JawaPos yang memberitakan insiden pesawat CN-235 di Papua, TribunNews yang mengulas kendala saat pendaratan, IDN Times yang menyoroti gangguan teknis, serta catatan insiden AI-2318 dari Aviation Safety Network. Informasi ini dipadukan untuk memberikan gambaran menyeluruh dan akurat mengenai insiden yang melibatkan pesawat CN-235 milik TNI AU, sehingga pembaca dapat memahami kronologi dan konteks kejadian dengan jelas. Pada Minggu, 7 September 2025, sekitar pukul 08.02 WIT, pesawat CN-235 dengan nomor ekor AI-2318 mengalami kendala teknis saat mendarat di Bandara Oksibil, Papua. Roda pendaratan pesawat mengalami keruntuhan setelah menyentuh landasan. Pesawat yang dipiloti Mayor Pnb. Suyanto ini tengah menjalankan misi operasi militer rutin di wilayah perbatasan Papua, area strategis yang kerap digunakan untuk operasi militer maupun kemanusiaan. Seluruh awak pesawat selamat tanpa cedera, dan berdasarkan data Aviation Safety Network, tingkat kerusakan pesawat tergolong ringan. Saat ini, pesawat masih menjalani pemeriksaan teknis oleh TNI AU, dan insiden tersebut tidak memengaruhi kelancaran operasi TNI AU di Oksibil maupun wilayah sekitarnya.

Meskipun TNI Angkatan Udara (TNI AU) menyebut insiden ini sebagai kendala teknis, sejumlah sumber lokal dan media independen melaporkan bahwa ban pendaratan pesawat CN-235 pecah saat menyentuh landasan, yang kemudian memicu pesawat tergelincir dan berakhir dengan keruntuhan roda pendarat (landing gear collapse). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini sehingga evakuasi penumpang maupun awak pesawat tidak diperlukan. Tim teknis TNI AU segera melakukan pemeriksaan di lokasi, sementara area sekitar pesawat diisolasi untuk menjaga keamanan dan memastikan investigasi berjalan lancar. CN-235 sendiri merupakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia yang kerap digunakan TNI AU untuk transportasi taktis, patroli udara, serta misi kemanusiaan di berbagai daerah, termasuk wilayah perbatasan. Secara umum, CN-235 memiliki rekam jejak keselamatan yang baik, meski beberapa insiden sebelumnya pernah terjadi, terutama disebabkan oleh kondisi lapangan yang terbatas dan cuaca ekstrem di Papua, yang dikenal memiliki tantangan operasional tinggi bagi penerbangan militer maupun sipil.

Berdasarkan data dari Flight Safety Foundation melalui Aviation Safety Network (ASN), insiden yang melibatkan pesawat CN-235 TNI AU dengan nomor ekor AI-2318 dikategorikan sebagai landing gear collapse dengan tingkat kerusakan ringan dan tanpa korban jiwa. Sementara itu, jurnal dan studi akademik tentang keselamatan penerbangan militer yang diterbitkan oleh TNI AU, meski tidak membahas insiden ini secara khusus, menyoroti tantangan yang dihadapi bandara perbatasan seperti Bandara Oksibil. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan panjang landasan dan kondisi cuaca yang tidak menentu, faktor-faktor yang dapat memengaruhi performa pendaratan pesawat taktis seperti CN-235. Informasi ini memperkuat pemahaman bahwa selain faktor teknis, kondisi operasional di lapangan juga berperan penting dalam keselamatan penerbangan militer di Papua.

Hingga saat ini, TNI Angkatan Udara (TNI AU) belum merilis laporan investigasi resmi terkait insiden pesawat CN-235 AI-2318 di Bandara Oksibil, Papua. Tidak ada data penting seperti rekaman black box, kondisi cuaca saat pendaratan, maupun informasi detail tentang landasan yang dibuka untuk publik, sehingga evaluasi independen terhadap penyebab utama insiden---apakah disebabkan oleh human error, kegagalan sistem, atau kondisi lapangan---masih sulit dilakukan. Sebagai institusi militer, TNI AU memiliki hak untuk membatasi akses informasi demi alasan keamanan nasional. Namun, keterbatasan transparansi ini berpotensi memicu spekulasi publik jika tidak diimbangi dengan komunikasi krisis yang jelas dan tepat. Oksibil sendiri merupakan wilayah strategis yang rawan konflik dan sering digunakan sebagai jalur logistik TNI, sehingga insiden ini menyoroti perlunya peningkatan fasilitas perawatan pesawat di daerah terpencil serta pelatihan khusus untuk pendaratan di bandara dengan landasan terbatas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun