Berbicara mengenai Financial Freedom atau kebebasan finansial, pasti membuat setiap orang tertarik untuk sampai ke titik ini. Namun sayangnya, semangat untuk meraihnya sering kali hanya semangat "coca-cola": ketika baru dibuka meluap-luap, penuh semangat, tetapi tak lama kemudian redup dan menghilang.
Banyak orang lupa dengan impiannya meraih kebebasan finansial karena tergoda oleh tawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA). Iming-imingnya memang sangat menggiurkan, tetapi seringkali justru menjadi jerat yang menyesatkan. Uang hasil pinjaman digunakan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Akhirnya, hutang pun menumpuk. Waktu berjalan, rambut memutih, wajah berkerut dimakan usia, tetapi utang tidak juga lunas. Mimpi financial freedom yang dulu begitu berapi-api, kini tinggal impian semusim yang terlupakan.
Apa Itu Financial Freedom?
Secara sederhana, financial freedom adalah kondisi di mana seseorang sudah bisa menikmati hidup santai, tanpa harus memikirkan pekerjaan setiap hari.
Namun, financial freedom tidak sama dengan kaya raya. Orang yang terlihat "wow" kekayaannya, belum tentu merdeka secara finansial, bisa saja kekayaannya berasal dari pinjaman bank.
Financial freedom lebih tepat digambarkan sebagai kondisi ketika seseorang ,sudah memiliki rumah dan kendaraan pribadi.
Memiliki passive income (pendapatan pasif) yang rutin masuk setiap bulan, sehingga kebutuhan hidup tetap tercukupi meski tidak bekerja keras lagi.
Semua biaya rutin hidup bisa ditanggung dari passive income, misalnya:
biaya maintenance rumah
kebersihan lingkungan
listrik, air, internet
asuransi kendaraan dan pribadi
Hutang di bank: Zero
Hutang pribadi: Zero
Bayangkan nikmatnya: kita bisa bangun pagi, berdoa, sarapan, lalu olahraga atau jalan kaki santai. Setelah itu bisa pergi refreshing bersama istri. Ketika tiba jam makan siang, bebas makan di mana saja tanpa harus pusing soal biaya. Dan bila sewaktunwaktu anak cucu mengajak jalannjalan, kita bisa langsung berkata: "OK!" tanpa harus menunggu gajian.