Mohon tunggu...
kayla dhiyaa
kayla dhiyaa Mohon Tunggu... mahasiswa

saya hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menimbang Manfaat dan Risiko Pengaruh KB bagi Kesehatan Masyarakat

12 September 2025   08:38 Diperbarui: 12 September 2025   08:36 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang bertujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran melalui metode kontrasepsi. Secara global, manfaat kesehatan KB telah dibuktikan secara ilmiah di berbagai jurnal dan tinjauan akademis. Misalnya, studi dalam National Academies Press menyebut bahwa pil KB tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga menurunkan risiko kanker endometrium dan ovarium, serta mencegah penyakit radang panggul akut dan kehamilan ektopik; meskipun demikian, manfaat ini harus ditimbang dengan risiko seperti penyakit kardiovaskular, terutama di negara berkembang di mana pengawasan medis mungkin terbatas. Selain itu, ulasan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kontrasepsi hormonal kombinasi sedikit meningkatkan risiko kanker payudara dan serviks, tetapi konsisten dan efektif menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium, efek protektif tersebut bahkan bertahan sampai bertahun-tahun setelah penggunaan dihentikan.
Kelebihan pil kontrasepsi juga mencakup penurunan risiko kanker kolorektal, seperti ditemukan dalam beberapa meta-analisis epidemiologis. Sebagai contoh, penggunaan pil kombinasi selama lima tahun atau lebih menurunkan risiko kanker ovarium hingga sekitar 50% dan kanker endometrium hingga sekitar 50%, dengan perlindungan yang tetap berlangsung hingga dua dekade setelah penghentian penggunaan. Namun, efek samping tidak bisa diabaikan. Risiko depresi juga sempat dikaitkan dengan dua tahun pertama penggunaan pil oral, meski setelah itu risiko menurun namun tetap ada perbedaan dibanding non-pengguna.
Secara epidemiologis, riset besar di Denmark terhadap lebih dari 2 juta wanita usia 15--49 tahun selama 25 tahun menunjukkan bahwa kontrasepsi kombinasi

estrogen-progestin dapat menggandakan risiko stroke iskemik dan serangan jantung; ring dan patch bahkan memiliki risiko lebih tinggi hingga 3,8 kali lebih besar, meski secara mutlak risikonya tetap rendah. Produk progestin, termasuk IUD, tampak lebih aman dalam hal risiko kardiovaskular. Meski ada risiko kanker payudara dan serviks sedikit meningkat, kontrasepsi hormonal sekaligus mengurangi risiko kanker ovarium, endometrium, dan kolorektal, dengan sebagian besar efek negatif menghilang setelah penghentian penggunaan.
Di ranah lokal Indonesia, meski belum banyak jurnal klinis mengenai risiko medis, terdapat penelitian yang relevan mengenai faktor sosial dan penggunaan kontrasepsi. Misalnya, dalam Journal of Health and Behavioral Science menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan nilai-nilai sosial masyarakat berhubungan signifikan dengan penggunaan kontrasepsi suntik di antara akseptor KB, hal ini menunjukkan pentingnya edukasi dan komunikasi yang efektif dalam implementasi KB. Faktor yang memengaruhi pemilihan implan sebagai metode KB, dan menunjukkan bahwa keputusan akseptor KB dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial ekonomi dan edukasi lokal. Riset di Jawa Barat dari Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional (2021) membuktikan ada hubungan signifikan antara penggunaan kontrasepsi dan angka ideal jumlah anak membuktikan bahwa KB memiliki dampak demografis nyata meski variabel lain seperti pendidikan dan pengetahuan tidak selalu signifikan.
Dari berbagai temuan ilmiah tersebut, dapat diuraikan bahwa manfaat kesehatan KB mencakup pengendalian kehamilan, penurunan risiko berbagai jenis kanker, serta pencegahan penyakit serius seperti kehamilan ektopik atau radang panggul. Namun, risiko seperti trombosis, kanker payudara atau serviks, gangguan mood, dan efek kardiovaskular tetap perlu diperhatikan, terutama dalam konteks individu dan kelompok dengan faktor risiko tertentu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun