Pada awalnya saya heran ada istilah Parenting VOC. Ini istilah dari mana? Eh ternyata istilah ini berasal dari medsos yang saat ini sedang marak. Kompasiana mengangkat topik ini sebagai bahan artikel cukup menarik untuk disimak.
Seperti sudah kita pahami bahwa VOC adalah perusahaan dagang milik Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1602. Mereka beroperasi di Nusantara mengeruk harta kekayaan bumi negeri ini terutama rempah-rempah.
VOC singkatan dari dari Vereenigde Oostindische Compagnie, yang berarti Perusahaan Hindia Timur Belanda. Pendirian perusahaan ini adalah cara mereka untuk menjajah negeri ini.
Namun yang sudah jelas mereka melakukan cara-cara otoriter. Entah alasan apa cara otoriter VOC ini dijadikan metode parenting dalam topik pilihan Admin Kompasiana.
Mungkin yang mau diambil dari cara otoriter VOC ini adalah gaya dengan pola asuh yang menerapkan kedisiplinan dan aturan ketat yang harus ditaati oleh anak.
Gaya pola asuh ini jika diterapkan pada generasi saat ini, maka bisa saja cocok atau bisa juga tidak cocok. Hal itu tergantung dari situasi dan kondisi tertentu.
Dalam topik ini gaya pola asuh VOC dikaitkan dengan anak-anak yang pilih-pilih makanan dan mereka baru mau makan ketika gadget mulai menayangkan Youtube misalnya.
Anak-anak zaman sekarang sudah sangat akrab dengan dunia gadget dan itu tidak bisa dihindari. Lalu bagaimana metode yang bisa diterapkan agar anak tidak lagi picky eater?
Jujur dalam hal ini saya tidak punya pengalaman karena anak-anak saya sudah dewasa dan berkeluarga. Justru pengalaman mereka dalam menerapkan metode VOC tidak pernah berhasil.
Akhirnya diperlonggar dengan pendekatan win win solution yaitu anak boleh memakai gadget tetapi harus makan yang banyak supaya sehat dan cepat gede.