Lihat ke Halaman Asli

Seminar Internasional Mushaf, Karena Al-Qur’an Layak Dirayakan.

Diperbarui: 31 Agustus 2016   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicara dari Al-Azhar Mesir dan Khalid Barakat dari Lebanon.

orang bijak, sesuatu yang jarang dibicarakan bisa hilang atau mushah. Kaidah ini bisa juga berlaku untuk sebuah ilmu. Ilmu akan musnah dan hilang jika ia tidak pernah didiskusikan, diobrolkan, diseminarkan, dan disiarkan. Termasuk ilmu mushaf, yaitu hal-hal yang terkait dengan mushaf al-Qur’an.

Oleh sebab itu, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama mencoba mengerem dan membendung kemusnahan tersebut. Agar mushaf dan ilmu-ilmu yang melingkupinya tidak menjadi asing di masyarakat. Hal tersebut di atas menjadi niatan diadakannya Internasional Conference of The Holy Qur’an (Seminar Internasional Mushaf Al-Qur’an).

MEnteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memukul Gong simbol dimulainya Seminar Internasional Mushaf al-Qur'an

Tema Utama seminar adalah ”Peran Mushaf dalam Membangun Peradaban Islam dan Kemanusiaan”, dengan sub-sub tema sebagai berikut: [1] Kontribusi dan Upaya dalam Pelayanan Mushaf dari Masa ke Masa; [2] Pengaruh Mushaf Al-Qur’an terhadap Umat Muslim dalam bidangPeradaban dan Bahasa; [3] Tradisi Penyalinan Mushaf Al-Qur’an antara Timur dan Barat Dunia Islam di Tengah Perkembangan Teknologi Modern; [4] Keraguan Seputar Mushaf Al-Qur’an dan Sejarahnya; [5] Kodifikasi Mushaf Al-Qur’an dan Aliran Kaligrafi Arab; [6] Mushaf Al-Qur’an dalam Seni Islam; [7] Mushaf Al-Qur’an; Rasm, Dhabt, Waqf, dan Ibtida’; [8] Mushaf Al-Qur’an dan Isu-isu Kontemporer; [9] Mushaf-mushaf Kuno dalam Perspektif Filologi; [10] Terjemah Al-Qur’an; Sejarah, Perkembangan dan Problematikanya.

Menurut panitia pelaksana Zarkasy MA, Seminar ini dimaksudkan untuk [1] Mengungkap historisitas penyalinan mushaf Al-Qur’an sejak awal kodifikasi teks-teks Al-Qur’an hingga masa kini; [2] Menyingkap peran dan kontribusi mushaf Al-Qur’an dalam perkembangan peradaban Islam dan umatnya; [3] Menelisik pengaruh tradisi penulisan dan penyalinan mushaf Al-Qur’an dalam perkembangan seni budaya Islam; [4] Menjawab dan meluruskan beberapa kesalahpahaman terkait kodifikasi dan penyalinan mushaf Al-Qur’an; [5] Mengisi kelangkaan sumber kajian dalam bidang sejarah, perkembangan, model dan corak mushaf Al-Qur’an khususnya di Indonesia.

pembcara pada sesi I, ketua Lajnah al-Qur'an Pakistan, Ketua Lajnah Yordan, ketua lajnah AL-Azhar dan Ketua Lajnah Lebanon dengan moderator Prof. Sayyid Aqil Husein al-Munawwar

ini berlangsung di Jakarta 30 Agustus – 1 September 2016. Beberapa ulama quran hadir dan menjadi pembicara seminar internasional dalam acara ini. Syeikh Samih Ahmad Usamanah, Kepala Lajnah Pentashihan Yordania;  Syeikh Miyan Tahawuni Faruqi, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Pakistan; Syeih Abdul Karim Ibrahim Soleh Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Azhar Mesir; Dr. Mufid Husoeni dari Iran; serta Lembaga Pengawasan Al-Qur’an dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Dari dalam negeri, hadir pula pakar-pakar dalam bidang kequranan, seperti tajwid, qiraat dan rams usmani.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline