Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumanto

Warga Perbatasan

Negara Yang Tidak Demokratis Biaya Politiknya Murah, Seperti Di China Komunis dan Negara-negara Monarki

Diperbarui: 24 Februari 2025   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Xi Jinping meneruskan jabatan pemimpin tertinggi partai untuk ketiga kalinya itu hingga lima tahun mendatang (Xinhua)

Di China, biaya politik relatif murah dibandingkan dengan negara demokrasi seperti Indonesia atau Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh sistem politik yang sangat berbeda, di mana Partai Komunis China (PKC) mengontrol penuh proses politik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa politik di China tidak mahal dalam konteks kampanye pemilu:

1. Tidak Ada Pemilu Kompetitif Seperti di Demokrasi Liberal

  • China tidak memiliki sistem pemilu langsung untuk memilih pemimpin nasional seperti presiden atau perdana menteri.
  • Pemimpin seperti Presiden China dipilih secara internal oleh Partai Komunis China (PKC), bukan melalui pemilu langsung dengan kampanye besar-besaran.
  • Pemilu hanya ada di tingkat desa dan daerah tertentu, tetapi kandidat tetap harus mendapat persetujuan PKC.
  • Karena sistem ini, tidak ada kebutuhan kampanye mahal, iklan politik besar-besaran, atau lobi politik dari kelompok bisnis.

Dampak:
✅ Tidak ada biaya kampanye besar.
✅ Politik lebih stabil karena hanya ada satu partai dominan.
❌ Demokrasi terbatas, rakyat tidak bisa memilih pemimpin secara langsung.

2. Partai Komunis China (PKC) Mengendalikan Dana & Struktur Politik

  • Semua politisi di China harus berasal dari PKC atau memiliki hubungan erat dengan partai tersebut.
  • PKC yang membiayai kader-kadernya sendiri, sehingga individu tidak perlu mengeluarkan dana pribadi untuk maju ke posisi politik.
  • Promosi politik berdasarkan loyalitas & kinerja dalam partai, bukan berdasarkan siapa yang memiliki uang paling banyak untuk kampanye.
  • Tidak ada sistem partai oposisi yang bersaing, sehingga tidak ada pertarungan politik yang memerlukan dana besar.

Dampak:
✅ Tidak ada ketergantungan pada oligarki atau donatur kaya.
✅ Politik lebih terorganisir karena kader diseleksi sejak awal.
❌ Risiko nepotisme dan keputusan yang kurang transparan.

3. Tidak Ada Iklan Kampanye di Media

  • Di negara seperti Indonesia atau Amerika Serikat, biaya kampanye sangat mahal karena politisi harus membayar iklan di TV, media sosial, dan baliho.
  • Di China, media dikontrol oleh negara, sehingga tidak ada biaya iklan kampanye politik.
  • Kandidat yang ingin naik jabatan cukup mengikuti mekanisme internal partai tanpa perlu membayar biaya promosi pribadi.

Dampak:
✅ Tidak ada pengeluaran besar untuk kampanye.
✅ Tidak ada dominasi uang dalam politik.
❌ Tidak ada ruang bagi kandidat independen untuk bersaing.

4. Tidak Ada Lobi Politik & Politik Uang dalam Pemilu

  • Di negara seperti Indonesia dan AS, bisnis besar dan oligarki sering menyumbang ke kandidat tertentu, berharap mendapat keuntungan setelah mereka terpilih.
  • Di China, karena sistem politiknya tidak berbasis pemilu terbuka, tidak ada ruang bagi pengusaha atau kelompok kepentingan untuk menyuap kandidat agar memenangkan pemilu.
  • Pemerintah China memantau ketat transaksi keuangan pejabat negara untuk mencegah politik uang.

Dampak:
✅ Tidak ada korupsi dalam bentuk politik uang untuk kampanye.
✅ Negara lebih bisa mengendalikan kebijakan tanpa tekanan dari pemodal besar.
❌ Risiko penyalahgunaan kekuasaan lebih tinggi karena tidak ada mekanisme check & balance dari oposisi.

Kesimpulan: Politik Murah Tapi Tidak Demokratis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline