Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Penulis | Pengajar

Sedikit ilmu, sedikit refleksi, semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kentut: Fenomena Alami untuk Kesehatan Usus

25 September 2025   06:27 Diperbarui: 25 September 2025   05:27 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kentut (Sumber: Liputan6)

Kentut, atau flatulensi, adalah proses alami tubuh yang terjadi saat gas berlebih dalam saluran pencernaan dikeluarkan melalui anus. Meski sering dianggap tabu, kentut memiliki fungsi vital dalam menjaga keseimbangan sistem pencernaan dan kesehatan usus.

Gas ini berasal dari dua sumber utama: udara yang kita telan saat makan dan minum, serta gas yang diproduksi oleh bakteri di usus besar. Bakteri usus memecah sisa makanan yang tidak tercerna, seperti serat dan karbohidrat kompleks. Proses fermentasi ini menghasilkan berbagai gas, termasuk metana, hidrogen, dan karbon dioksida. Kandungan gas-gas inilah yang menentukan aroma dan volume kentut.

Rata-rata manusia kentut 5 hingga 15 kali sehari. Frekuensi ini dipengaruhi oleh pola makan, stres, dan kondisi kesehatan. Diet tinggi serat, seperti kacang-kacangan dan brokoli, cenderung meningkatkan produksi gas. Perubahan pola kentut, seperti bau menyengat atau frekuensi berlebihan, bisa menjadi indikator gangguan pencernaan, intoleransi makanan, atau ketidakseimbangan mikrobiota usus. Namun tanpa kentut, gas dapat menumpuk di usus, memicu kembung, nyeri, dan sembelit. Selain itu, juga bisa menjadi tanda gangguan motilitas, obstruksi, atau masalah saraf. Kentut mencerminkan aktivitas mikrobiota, fermentasi makanan, dan kontrol neuromuskular.

Dalam konteks ilmiah, kentut bukan sekadar lelucon, melainkan sinyal penting dari tubuh yang patut diperhatikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun