Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Nenek dengan Masakan Ayam Lado Hijau Koto Gadang

Diperbarui: 16 Mei 2025   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pagi yang cerah, sekelompok anak-anak kecil berlarian di halaman rumah, terdengar tawa mereka yang riang. Sementara itu, di dalam rumah, Dinda sedang sibuk di dapur. Hari ini adalah hari yang istimewa, karena nenek akan datang mengunjungi mereka setelah sekian lama. Dinda sudah lama menantikan momen ini, apalagi nenek selalu bercerita tentang masakan-masakan khas dari kampung halaman mereka di Koto Gadang, Sumatera Barat.

Dinda memutuskan untuk membuat masakan yang bisa mengingatkan nenek pada rumah dan kenangan-kenangan indah. "Ayam Lado Hijau," gumam Dinda, teringat akan masakan legendaris yang sering dimasak oleh nenek di masa kecilnya. Ia ingin membuatnya dengan penuh cinta, agar nenek merasa seperti di rumah sendiri.

Ia mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Satu ekor ayam, jeruk nipis, santan kental, dan berbagai bumbu yang khas---bawang merah, bawang putih, cabe hijau, cabe rawit, kemiri, jahe, kunyit, dan ketumbar. "Semua bahan ini pasti akan membawa kenangan nenek," pikir Dinda sambil memotong bawang merah dan bawang putih.

Langkah pertama dimulai dengan membaluri ayam dengan jeruk nipis dan garam. "Agar rasanya lebih segar dan gurih," pikir Dinda, sembari menyandarkan ayam yang sudah dibalur pada sebuah wadah. Ia membiarkannya sejenak agar bumbu meresap, sementara dirinya menyiapkan bumbu halus.

Setelah bahan halus siap, Dinda memanaskan minyak di wajan. "Saatnya menumis," katanya dengan senyum lebar. Bawang merah, bawang putih, cabe hijau, dan cabe rawit langsung masuk ke dalam wajan, mengeluarkan aroma harum yang begitu khas. Ia menambahkan kemiri, jahe, dan kunyit yang sudah dihaluskan. Semua bumbu itu menyatu, menciptakan aroma yang menggugah selera.

Sambil menumis, Dinda memasukkan lengkuas dan serai yang sudah digeprek, lalu daun salam dan daun jeruk. Semua bahan tersebut menambah keharuman yang semakin kuat. Tidak sabar rasanya untuk segera menikmati masakan ini.

Ketika tumisan mulai harum, Dinda menambahkan ayam yang telah dibalur jeruk nipis dan garam tadi. "Masak sampai empuk," pikirnya, sembari mengaduk-aduk ayam agar bumbu meresap sempurna.

Setelah ayam setengah matang, Dinda menambahkan santan kental. "Ini ujidia rahasia kenikmatan Lado Hijau Koto Gadang," katanya. Santan memberikan rasa lembut dan kaya pada kuah ayam, sementara cabe hijau dan rawit memberi rasa pedas yang pas. Dinda terus mengaduk-aduk masakan itu hingga mendidih, sambil sesekali mencicipi dan mengoreksi rasa. "Garam, gula, dan kaldu bubuk sedikit lagi, biar pas," pikir Dinda, menambahkan sedikit perasa.

Akhirnya, setelah semua bahan tercampur sempurna, Dinda mematikan api dan menata ayam lado hijau itu dengan hati-hati di piring saji. Aroma pedas dan gurihnya sudah memenuhi seluruh rumah, membuat perut Dinda tidak sabar untuk segera mencicipinya.

Tak lama kemudian, pintu depan terbuka. Nenek yang datang dengan senyum lebar langsung disambut oleh Dinda dan keluarganya. "Nenek, Dinda sudah masak Ayam Lado Hijau Koto Gadang, lho!" seru Dinda dengan semangat.

Nenek tersenyum lebar dan memeluk cucunya. "Wah, Dinda masih ingat masakan nenek ya?" ujar nenek dengan suara lembut, matanya berbinar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline