Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Pembebasan, Lenyapnya Dukkha, Terealisasinya Nibbana

Diperbarui: 11 Agustus 2022   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembebasan, Lenyapnya Dukkha, Terealisasinya Nibbana (gambar: thebuddhistcentre.com, diolah pribadi)

Pembebasan dalam KeBuddhaan merupakan pembebasan dalam siklus kelahiran kembali (tumimbal lahir) yang berulang-ulang atau terhentinya samsara. Kelahiran kembali merupakan hasil dari ucapan, perbuatan, dan pikiran yang telah kita lakukan/lalui pada kehidupan-kehidupan lalu.

Atau dengan kata lain, kelahiran dan seluruh keadaan kita saat ini sangat berkaitan dengan buah Kamma yang kita perbuat dari berbagai kehidupan sebelumnya.

Setelah terlahirkan kembali menjadi manusia, dia yang terkondisikan untuk memiliki kesempatan bertemu dengan Dhamma, seharusnya melatih diri secara bertahap. Melakukan kebajikan melalui pemberian dana (kerelaan), menjalankan sila, dan juga bermeditasi.

Kerelaan

Mengutip kata-kata dalam pembabaran Dhamma dari YM Bhante Uttamo Mahathera, dengan melatih diri untuk memberi sejak kecil maka kita akan memupuk adanya kerelaan dalam diri. Sehingga jika terjadi kehilangan materi, maka kita sudah dapat melepaskan, sesuai dengan ucapan Bhante "Ya, sudahlah..."

Dengan demikian maka kita akan terbiasa untuk tidak terbebani oleh pikiran yang berfokus pada kehilangan. Suatu fenomena batin yang membuat kita sedih. Akhirnya hidup dalam penderitaan (dukkha).

Latihan mengembangkan kerelaan sangatlah bermanfaat. Karena pada waktunya kita akan dihadapkan oleh kematian. Kejadian meninggalnya orang-orang tersayang, bahkan diri sendiri adalah sesuatu hal yang tidak terelakkan.

Pengembangan kerelaan akan menuntun kita kepada kebijaksanaan. Bahwa hidup adalah tidak kekal (anicca). Dengan pemahaman ini, niscaya kita akan terhindarkan dari rasa sedih yang berkepanjangan.

Bagaimana jika seseorang tidak memiliki harta untuk didanakan?

Mereka bisa berdana dengan tenaga, senyuman, ucapan, bahkan pengharapan. Dana adalah memberi. Nilai tidak termaktub di dalamnya. Keiklhasan menjadi daya pendorong. Teriring niat yang baik dalam proses belajar melepaskan.

Sila

Para kalyanamitta (perumah tangga yang baik) dianjurkan untuk mempraktekkan sila, dengan menjalankan Pancasila Buddhis pada kehidupan sehari-harinya. Jika ingin lebih dalam lagi, ada baiknya juga menjalankan Atthasila di hari Uposatha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline