Lihat ke Halaman Asli

Gregorius Nafanu

TERVERIFIKASI

Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Ini 5 Alasan Mengapa Rambutku Tetap Cepak

Diperbarui: 13 Desember 2022   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potongan rambut cepak high and tight cut tetap diminati juga oleh kaum pria muda hingga tua (dok foto: cermin-dunia.github.io)

Menjelang akhir dan awal tahun, beberapa orang mulai mengubah penampilannya. Tak peduli, tinggal di kota atau desa. Tetapi harus tampil beda. Kebanyakan, dilakukan oleh kaum muda pria dan wanita. Juga anak-anak remaja, tak mau ketinggalan. Beberapa ibu yang sudah lumayan berumur pun tak mau kalah. 

Ya,tampil beda dan baru. Selain pakaian, penampilan rambut pun selalu diperhatikan. Biasanya pada mengikuti trend yang sementara viral. Diviralkan oleh artis atau figur terkenal, lalu ditiru oleh followers-nya.

Para pria pun tak ketinggalan. Mengikuti style rambut artis-artis terkenal. Berlama-lama di salon atau minimal barbershop. Tak suka di tempat cukur rambut biasa. Tak ada pilihan model, katanya. 

Gaya rambut baby bangs (dok foto: Christophel Polk/Glamour via lifestyle.kompas.com)

Ah, barangkali hanya diriku yang sulit mengikuti gaya rambut dari tahun ke tahun. Tentu saja ada alasan, mengapa tidak mengikuti gaya rambut yang lagi nge-trend. Rambut dipotong cepak dan tak dicat warna-warni. Apalagi umur sudah 40-an. Rasanya tak perlu, untuk saya.

Berikut 5 alasan mengapa saya selalu memotong rambut dengan format 1:1:1:2.

Alasan pertama, mengikuti gaya bapak. Sejak kecil rambut saya telah dipotong oleh almarhum ayah dengan format 1:1:1:2 yang mana belakang dan samping kiri-kanan ukurannya 1 cm. Bagian atasnya 2 cm. Tak ada tawar-menawar kalau sama bapak tua yang satu itu. Akhirnya saya menjadi terbiasa. 

Ketika besar rambut saya tetaplah dicukur mengikuti format dari bapak. Model ini pun saya berlakukan pada anak cowok saya yang belum bisa menata rambutnya sendiri. Entah kalau besar nanti, apakah akan menata rambutnya seperti apa. 

Alasan kedua, rambut saya keriting anti air. Dengan model rambut seperti  ini rasanya berat jika dibiarkan untuk tumbuh gondrong. Malah terlihat seperti bakul dan brekele. Sudah begitu, menyisirnya pun lama karena keras. Kudu menggunakan sisir besar. Huh, butuh waktu yang lumayan lama untuk menatanya.

Rambut keriting dipotong cepak, rapi dan keren (dok foto: id.pinterest.com)

Ketiga, rambut mudah ketombean. Apabila rambut mulai panjang sedikit, maka sekitar kepala akan muncul ketombe. Padahal, setiap kali mandi saya selalu membilas dan menggosok kepala dan rambut dengan shampoo. Entahlah, apakah karena banyak kelenjar minyak di akar rambut saya pun tak tahu. Yang pasti, saya pun tak suka menggunakan minyak rambut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline