Lihat ke Halaman Asli

Gapey Sandy

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Bebas Obesitas dengan Operasi Bariatric Surgery

Diperbarui: 3 Mei 2017   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arya Permana bocah asal Karawang yang mengalami severe obesity. (Foto: Caters News Agency)

Masih ingat Arya Permana? Bocah laki-laki usia 11 tahun asal Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang sempat menghebohkan lantaran memiliki berat badan yang begitu ‘raksasa’, 193 kg!

Arya sempat menjalani penanganan medis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung lantaran severe obesity atau kegemukan yang teramat sangat. Waktu itu, malah ada yang menyebut, Arya menjadi bocah paling gemuk sedunia untuk ukuran anak seusianya.

Berkat pola hidup sehat, pola makan yang diawasi ketat, dan memperbanyak konsumsi buah-buahan juga sayuran, serta mengikuti olahraga jalan kaki setiap hari dan berenang seminggu sekali, pada Oktober tahun lalu, bobot anak pasangan Ade Somantri dan Rokayah ini sempat susut 9 kg dalam tempo 4 bulan.

Sungguh, menjadi pekerjaan rumah yang tak mudah bagi Arya, yang masih bersekolah di SD Cipurwasari, untuk bisa melepaskan diri dari momok obesitas.

Bupati Karawang dr Cellica Nurrachadiana beserta Kepala Dinas Kesehatan dr Yuska Yasin mendampingi Arya Permana penderita severe obesity. (Foto: karawangkab.go.id)

Kasus obesitas bukan cerita tentang Arya Permana saja, banyak anak-anak di Indonesia yang juga menderita hal mengenaskan serupa. Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 mengungkapkan, secara nasional masalah kegemukan pada anak usia 5 - 12 tahun masih tinggi (18,8 persen). Angka tersebut terdiri atas gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Sedangkan prevalensi gemuk pada remaja usia 13 - 15 tahun (10,8 persen). Angka tersebut terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).

Bagaimana dengan kelamnya obesitas di dunia? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, ada 2,3 miliar orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih pada 2015. Sebanyak 700 juta diantaranya tergolong obesitas. Angka tahun 2005 memperlihatkan 1,6 miliar dewasa dengan berat badan berlebih dan 400 juta termasuk obesitas.

Untuk mengetahui apakah berat badan Anda termasuk berat badan yang sehat bisa dilakukan melalui metode penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus yang dipakai dalam penghitungan ini adalah berat tubuh dalam kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²).

Contoh, kalau berat badan seseorang adalah 66 kg dan tingginya adalah 1,65 m, maka penghitungannya adalah 66/(1,65 x 1,65) = 24,2. Hasil ini termasuk ke dalam kategori berat badan sehat atau normal karena masih berkisar antara 18,5 sampai 24,9.

Mudah, cara menghitung obesitas melalui Indeks Massa Tubuh. (Foto: Intisari Online / Daily Mail)

Jika hasil akhir penghitungan IMT Anda kurang dari 18,5 maka Anda dianggap kekurangan berat badan. Sebaliknya, jika hasilnya lebih dari 24,9 maka Anda dianggap kelebihan berat badan. Seseorang dinyatakan mengalami obesitas jika memiliki hasil perhitungan IMT diantara 30 - 39,9. Selanjutnya, seseorang dianggap mengalami obesitas ekstrem jika hasil akhir IMT diatas 40. Gampang ‘kan, menghitungnya?

Obesitas dan Bahayanya

Obesitas, menurut Dr Handy Wing SpB dari OMNI Hospitals Alam Sutera, merupakan penyakit kronik dan progresif yang dapat mempengaruhi fungsi beberapa organ dalam tubuh. Seseorang yang sudah didiagnosis mengalami obesitas berada dalam risiko tinggi menderita komplikasi.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline