Lihat ke Halaman Asli

KKN Moderasi Beragama Posko 24

Mahasiswa UIN Walisongo

KKN Posko 24 UIN WALISONGO Berkontribusi Membantu Pelaksanaan Program PMT Desa Kumpulrejo

Diperbarui: 20 Juli 2025   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Posko 24 UIN Walisongo Berkontribusi Membantu Pelaksanaan Program PMT Desa Kumpulrejo (Sumber: Dokumentasi KKN)

Patebon, Kendal -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posko 24 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang aktif terlibat dalam upaya peningkatan status gizi untuk mengatasi masalah stunting di Desa Kumpulrejo. Salah satu kontribusi utama yang dilakukan adalah membantu pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Program PMT merupakan inisiatif pemerintah yang dilaksanakan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai langkah preventif stunting dan peningkatan kualitas kesehatan generasi mendatang. Meskipun program ini telah ada sejak lama, pelaksanaannya di Desa Kumpulrejo kembali diaktifkan sekitar tiga minggu yang lalu.

PMT ditujukan kepada kelompok rentan yang mengalami kekurangan gizi, yaitu balita dan ibu hamil yang asupan nutrisinya belum terpenuhi secara ideal melalui makanan sehari-hari. Berbagai jenis makanan lokal, baik dalam bentuk bahan baku mentah maupun masakan matang, yang kaya akan protein dan vitamin, didistribusikan secara rutin kepada sasaran program. Penentuan sasaran PMT di Desa Kumpulrejo didasarkan pada hasil pemeriksaan Posyandu yang diadakan setiap satu bulan sekali.

Pelaksanaan PMT di Desa Kumpulrejo melibatkan peran aktif kader kesehatan dan Kader Pembangunan Manusia (KPM). Mahasiswa dari posko 24 turut berkontribusi dengan membantu mendistribusikan bahan-bahan PMT dari rumah ke rumah bersama kader kesehatan dan KPM dari Posyandu di Desa Kumpulrejo. Desa Kumpulrejo sendiri memiliki empat Rukun Warga (RW), sehingga terdapat empat pos Posyandu, dengan masing-masing pos memiliki tujuh kader.

Selaku KPM Desa Kumpulrejo, Reni menjelaskan terkait sasaran dan mekanisme dari program stunting.

"Program PMT dilaksanakan se-Kabupaten Kendal, sasaranya semua setiap desa ada, dari pemerintah lewatnya dinas kesehatan, terus pelaksanaannya lewat Puskesmas ke desa-desa. Ada aplikasinya di Puskesmas yang mencatat tentang hasil penimbangan setiap bulan di Posyandu, dari aplikasinya datanya dari situ indikasi stunting, sehingga data-datanya dari puskesmas disampaikan ke bidan desa baru ke para kader," ucap Reni.

Wiji, bidan desa setempat, menambahkan bahwa program PMT terbukti berhasil menurunkan angka stunting setiap tahun, meskipun belum sepenuhnya menghilangkan kasus stunting di desa. Namun, hambatan dalam pelaksanaan program PMT seringkali terletak pada penyesuaian waktu antara distribusi PMT oleh kader dengan keberadaan anak di rumah sasaran. Hal ini penting karena para kader memerlukan dokumentasi sebagai bukti laporan.

Salah satu anggota kader kesehatan Posyandu, Nur Sri Anik menyampaikan harapannya agar masalah stunting dapat segera teratasi. Ia juga menekankan pentingnya perhatian khusus dari orang tua terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka.

"Semoga dengan adanya pemberian PMT untuk stunting diharapkan stunting Desa Kumpulrejo aman, maksudnya sudah selesai tidak ada stunting-stunting yang lain. Terus untuk orangtua-orangtua yang anaknya stunting ini seharusnya ada perhatian khusus, perhatian lebih kepada putra-putrinya soalnya mempengaruhi perkembangan karena pertumbuhan anak stunting dan normal pasti berbeda," ujarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline