Gerimis turun pelan,
tak ada guntur, tak ada petir hanya sepi.
Langit muram seperti mata
yang terlalu lama menyimpan air mata.
Aku duduk sendiri,
menatap jalan yang basah.
Hening menyelinap di antara rintik,
mengisi ruang yang dulu dipenuhi suara kita.
Setiap tetes seperti nada kecil,
namun lagu yang ia nyanyikan
adalah tentang kehilangan,
bukan tentang pertemuan.
Sunyi di balik gerimis,
tak pernah benar-benar pergi.
Ia hanya menunggu saat
rindu kembali mengetuk pelan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI