Kebetulan ketika memulai tulisan ini langsung terlintas di dalam benak ku ini beberapa pikiran pikiran serta perasaan perasaan yang aku pendam selama ini untuk mengawali tulisan pertama ku ini. Aku ingin bercerita kepada pembaca sekalian tentang beberapa pandangan ku terhadap pendidikan agama yang ada di indonesia khususnya pesantren
Pesantren itu adalah wadah yang dibangun untuk mendidik anak anak serta masyarakat agar mereka melek dengan agama serta pembimbingan pembimbingan dengan ilmu agama. Kenapa saya berbicara tentang pesantren? Karena saya sendiri adalah alumni pesantren yang sudah berkutat disana selama 6 tahun.
Fokus tulisan ini akan menjabarkan beberapa pengalaman ku di pondok serta beberapa pandangan pandangan terhadap sistem pendidikan agama ini yang telah lama berkiprah di indonesia sejak pulhan tahun yang lalu bahkan ratusan tahun yang lalu.
Aku merupakan seorang mantan siswa aliyah di madrasah sumatera thawalib parabek. Kebetulan juga aku juga tertarik untuk mengambil jurusan agama dikarenakan aku sangat menyukainya dan ilmu yang aku dapatkan pun relevan serta bisa diamalkan dalam hidup sehari hari. Tetapi awal awal ketika masuk di dalam madrasah ini terasa agak berat dikarenakan banyaknya ganggu a yang a ada dari teman kelas serta beberapa peristiwa pembullyan yang terlihat di depan mata. Ngomong ngomong aku ini sama sekali tidak pernah merasakan asrama dikarenakan rumah keluarga ku dekat dengan sekolah dan sekolah juga melegalkan nya untuk para siswa nya untuk tidak tinggal di asrama bagi yang dekat rumahnya dengan jarak pesantren.
Aku memulai ekspektasi besar didalam kepala ku ketika memulai menginjakkan kaki di pondok ini aku bergumam "mungkin akan banyak orang orang baik yang ada di dalam pondok dan bisa menjadi teman yang baik di sekolah ini". Tetapi kenyataannya tidak pula demikian. Banyak anak anak di pondok ini yang meupakan anak yang tidak mendapat perhatian dari orang tuanya serta tak pula mendapat didikan layak dari orang tua mereka. Orang tua mereka hanya berfikri kalau memasukkan anak ke pondok otomatis anaknya berubah 180 derajat jadi anak anak yang soleh dan solehah.
Mana bisa macam tu! Pionir pendidikan pertama adalah orang tua bukan orang lain. Yang pertama kali yang mereka contoh adalah orang tua mereka dikarenakan orang tua itulah yang seharus nya memangku kewajiban untuk mendidik anak anak mereka serta menjadi contoh bagi anak anak mereka. Tetapi di zaman sekarang ini figur kepemimpinan seorang ayah sangat lemah sekali ia jarang bercengkrama bahkan sekedar untuk mengajarkan anak mereka ilmu serta pengalaman pengalaman yang mereka butuhkan nanti. Mereka hanya semang beranak saja dan memberi kebutuhan pokok serta fasilitas saja. Padahal itu hanya memberikan kesenangan hidup semata tanpa mengajarkan anak bersakit sakit dahulu.
Baiklah mari kita mulai fokus pembahasan kita tentang pesantern. Menurutku sistem asrama yang terdapat dalam pesantren itu ada dampak posutiifnya dan negatifnya. Dampak positifnya itu adalah mengajarkan anak anak membentuk kelompok orang orang yang mereka bisa percayai serta melatih kemampuan sosial mereka. Tetapi ada satu hal yang penulis ingin titik bertakkan yakni sistem asrama yang ada sekrang ini cenderung meniru sistem penjara . Mengungkuk para santri dan memisahkan mereka dengan masyarakat. Padahal mereka nanti akan terjun ke masyarakat dan akan membimbing para masyarakat yang saya lihat masa sekarang ini mereka itu hanya sibuk belajar saja dalam sekolah dan asrama tetapi mereka tidak tahu car auntuk berkiprah di dalam masyarakat sehingga masyarakat tak bisa merasakan dampak atau efek apapaun terhadp kehadiran tentang cahaya yang ada disana.
Banyak sekali yang tidak menjadi berguna di masyarakat disebabkan gaya pendidikan mereka yang terisolasi dari masyarakat. Sehingga ketika mereka telah keluar dari pondok mereka, mereka acuh tak acuh terhadap masyarakat disana padahal mereka itu adalah pembimbing masyarakat yang akan membimbing para penduduk kepada ilmu agama
Kalau boleh dikatakan jangan kan untuk membimbing untuk sekedar tampil di masjid atau mushalla saja mereka tidak mau dan tak mau memberikan manfaat kepada orang lain. Untuk anak anak pondok atau mahasiswa yang sekiranya terlintas tulisan ini saya ingin mengajak kepada kalian "berilah kontribusi kalian kalian kepada masyarakat karena masyarakat itu sangat membutuhkan manfaat dari kalian bukan untuk mencari harta saja dan karir saja dari keahlaina kalian. Kalau kalian berfikir untuk cari kerja saja dan cari makan saja apa ubahnya nya macam binatang? Bukan kah sebaik baik hidup adalah memberi manfaat untuk orang lain atau untuk orang sekitar kita? Mengapa hanya terlintas perut saja yang ada di kepala kalian?
Mari saya ajak para pembaca agar supaya lebih merenungi kembali tujuan hidup kalian suapaya apa yang kalian lalukkan apa yang kalian perjuangkan di tengah medan perjuangan ini tak hanya memebri manfaat ke diri sendiri tetapi memberi juga manfaat kepada orang orang lain. Sekian terimakasih saya tutup tulisan ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI