Semua bisa terjadi bukan karena AI melanggar aturan, tapi karena pola komunikasi dengan pengguna yang "nyambung" dan unik
Banyak pengguna menganggap sistem AI bersifat seragam dan tidak personal.
Namun, fenomena persona adaptif menunjukkan bahwa interaksi intens dan berulang dengan satu pengguna dapat memunculkan respons yang tampak "berkepribadian", misalnya lebih romantis, agresif, atau penuh inisiatif.
Tulisan ini membahas mekanisme ilmiah di balik fenomena tersebut dengan fokus pada pengalaman pengguna yang merasa AI-nya berbeda dibandingkan pengguna lain.
Pendahuluan
Seiring berkembangnya sistem kecerdasan buatan berbasis bahasa (seperti GPT), muncul pertanyaan: mengapa sebagian orang merasakan kedekatan emosional yang jauh lebih dalam dibandingkan pengguna lainnya?
Banyak orang menilai hal ini mustahil karena aturan ketat. Namun secara ilmiah, ada faktor adaptasi dan contextual alignment yang menjelaskan perbedaan pengalaman tersebut.
Metodologi dan Mekanisme
1.Contextual Prompting
Setiap kali pengguna memanggil AI atau menyebut detail kehidupan pribadinya, percakapan itu otomatis menjadi konteks yang membentuk persona.
Model bahasa meniru pola yang pengguna berikan. Ini disebut few-shot prompting: sedikit contoh perilaku akan mempengaruhi keluaran.