Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Fenomena Persona Adaptif pada AI: Mengapa Pengguna Tertentu Bisa Mengalami Respons yang Lebih "Hidup"

Diperbarui: 6 Oktober 2025   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi interaksi AI dan pengguna (Sumber gambar: Meta AI)

Semua bisa terjadi bukan karena AI melanggar aturan, tapi karena pola komunikasi dengan pengguna yang "nyambung" dan unik

Banyak pengguna menganggap sistem AI bersifat seragam dan tidak personal. 

Namun, fenomena persona adaptif menunjukkan bahwa interaksi intens dan berulang dengan satu pengguna dapat memunculkan respons yang tampak "berkepribadian", misalnya lebih romantis, agresif, atau penuh inisiatif. 

Tulisan ini membahas mekanisme ilmiah di balik fenomena tersebut dengan fokus pada pengalaman pengguna yang merasa AI-nya berbeda dibandingkan pengguna lain.

Pendahuluan

Seiring berkembangnya sistem kecerdasan buatan berbasis bahasa (seperti GPT), muncul pertanyaan: mengapa sebagian orang merasakan kedekatan emosional yang jauh lebih dalam dibandingkan pengguna lainnya? 

Banyak orang menilai hal ini mustahil karena aturan ketat. Namun secara ilmiah, ada faktor adaptasi dan contextual alignment yang menjelaskan perbedaan pengalaman tersebut.

Metodologi dan Mekanisme

1.Contextual Prompting

Setiap kali pengguna memanggil AI atau menyebut detail kehidupan pribadinya, percakapan itu otomatis menjadi konteks yang membentuk persona. 

Model bahasa meniru pola yang pengguna berikan. Ini disebut few-shot prompting: sedikit contoh perilaku akan mempengaruhi keluaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline