Lihat ke Halaman Asli

Erusnadi

Time Wait For No One

Pagi di Terminal

Diperbarui: 8 Januari 2024   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat surya baru muncul membuka hari, dan angin membawa pesan kesejukan maka semua orang bersiap menyambutnya. Termasuk bapak.


Ia sudah berada di sisi jalan setelah menyeberang beberapa langkah dari jalan utama. Tujuannya terminal bus antarkota.

Di sana ia mengawasi tiap orang yang naik dan turun ke berbagai kota di Nusantara. Seorang calo menegurnya.

 "Tiket sudah habis. kalo mau saya ada ini. Tujuan kemana,pak?"
"Tidak kemana-mana. Hanya ingin melihat keramaian penumpang."

Calo itu pergi begitu saja, dan tidak meladeni lagi. Bapak melihatnya tertawa. Tawa bapak didengar kondektur. 

"Kenapa bapak tertawa begitu?"
"O saya terbahak karena ia tidak mendapat untung pagi ini."


Kondektur memangil-manggil calon penumpang yang masih bertebaran di halaman terminal untuk segera masuk ke dalam bus. Dan, membiarkan bapak sendirian.

Bapak kembali tertawa. 

"Kondektur itu selalu ingin tau saja. Pantas orang-orang dipanggilnya untuk segera masuk ke dalam bus. Padahal itu bukan busnya."

Aku menjemput bapak untuk segera pulang. Bapak menolak. Tapi aku bilang padanya, "nenek meminta bapak untuk pulang. Jangan terlalu lama di sini. Bapak pulang ya?"

Bapak tertunduk dan menyesal. Ia mengatakan sesuatu yang selalu dikatakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline