Lihat ke Halaman Asli

Erni Sari Lumban

Dosen Tetap Yayasan

Peran Krusial Sistem Manajemen Mutu (SMM) dari sudut pandang Teknik Sipil

Diperbarui: 26 Juli 2025   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Tragedi ambuknya dua ruang kelas SMPN di Kabupaten Majalengka adalah cerminan kegagalan SMM yang sistematis. Dalam konteks Teknik Sipil, SMM bukan hanya tentang dokumen, tetapi tentang budaya kerja yang memastikan setiap bangunan berdiri kokoh dan aman.

Perencanaan Mutu yang Matang:

  • Studi Kelayakan dan Desain Awal: Harus melibatkan insinyur sipil profesional yang memiliki sertifikasi dan pengalaman dalam rehabilitasi struktur. Penetapan standar mutu (sesuai SNI dan Juknis DAK Fisik terbaru) adalah langkah awal yang tak bisa ditawar.
  • Identifikasi Risiko: Setiap potensi kegagalan harus diidentifikasi sejak awal dan mitigasinya dirumuskan dalam rencana proyek.

Pengendalian Mutu (Quality Control) di Lapangan:

  • Inspeksi Material yang Ketat: Setiap material yang akan digunakan harus melalui proses inspeksi dan pengujian. Jangan ada kompromi pada mutu, meski harganya sedikit lebih mahal.
  • Inspeksi Tahapan Pekerjaan: Pengawas proyek harus rutin berada di lokasi, memverifikasi pemasangan tulangan, kualitas adukan beton, proses pengecoran, hingga detail sambungan atap. Dokumentasikan setiap tahapan dengan foto dan laporan harian.
  • Pengujian Berkala: Sampel beton harus diuji tekan secara berkala, dan jika perlu, uji non-destruktif pada struktur yang sudah jadi.

Penjaminan Mutu (Quality Assurance) yang Independen:

  • Audit Internal dan Eksternal: Dinas Pendidikan Majalengka harus menerapkan sistem audit internal yang kuat, serta berani melibatkan auditor eksternal (misalnya dari universitas atau lembaga profesional) yang independen untuk mengecek mutu pekerjaan.
  • Kompetensi dan Pelatihan: Pastikan seluruh tim proyek, dari perencana, pengawas, hingga pelaksana di lapangan, memiliki kompetensi yang memadai dan terus dilatih dengan teknologi dan standar terbaru.
  • Sistem Akuntabilitas: Siapapun yang terbukti lalai atau melakukan kecurangan yang menyebabkan kegagalan struktur harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Ambruknya dua ruang kelas SMPN di Kabupaten Majalengka adalah sebuah peringatan keras. Ini adalah momentum bagi kita semua – Pemerintah Kabupaten Majalengka, Dinas Pendidikan, kontraktor, insinyur sipil, akademisi, hingga masyarakat – untuk bersatu. Mari jadikan insiden ini sebagai pelajaran berharga. Kita harus segera menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang kokoh dalam setiap proyek pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pendidikan. Hanya dengan begitu, kita bisa memastikan anak-anak Majalengka belajar di ruang kelas yang benar-benar aman, kokoh, dan mendukung masa depan cerah mereka. Jangan biarkan tragedi ini terulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline