BANDUNG -- Mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung angkatan 2024 mengungkapkan kekecewaan mendalam atas kualitas jas almamater yang mereka terima. Simbol kebanggaan kampus itu dinilai mengalami penurunan kualitas yang signifikan dibandingkan angkatan sebelumnya, memicu protes luas di kalangan mahasiswa dan menjadi viral di media sosial.
Keluhan utama berfokus pada beberapa aspek fundamental. Bahan kain jas angkatan 2024 dirasa jauh lebih tipis, bertekstur kasar, dan menimbulkan rasa panas saat dipakai. Selain itu, warna biru khas almamater UIN Bandung terlihat lebih pudar dan tidak segelap jas para senior. Masalah lain yang tak kalah penting adalah detail pengerjaan yang tidak rapi, seperti bordir logo yang kurang presisi dan banyak kancing yang mudah lepas.
"Kami menunggu cukup lama untuk almamater ini, tapi setelah diterima, jujur kami kecewa," ujar seorang mahasiswa baru dari Fakultas Syariah dan Hukum, Jumat (12/2/2025). "Bahannya tipis sekali, dan kalau dibandingkan dengan punya senior, bedanya jauh. Bordir logonya juga ada yang kurang rapi dan kancingnya banyak yang lepas."
Sentimen serupa disuarakan mahasiswi lain yang membandingkan almamater barunya dengan milik sang kakak, seorang alumni. "Punya kakak saya bahannya tebal, adem, dan warnanya solid. Yang kami dapat sekarang terasa seperti produk yang kualitasnya diturunkan. Ini bukan hanya soal pakaian, tapi soal kebanggaan," keluhnya.
Masalah ini dengan cepat menyebar setelah sejumlah mahasiswa mengunggah foto perbandingan jas almamater mereka dengan milik angkatan yang lebih tua di media sosial. Unggahan tersebut sontak dibanjiri komentar dari mahasiswa lain yang mengalami hal serupa dan para senior yang turut prihatin dengan penurunan standar tersebut.
Merespons gejolak ini, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas menyatakan telah menerima banyak aduan. "Kami sudah menampung aspirasi dan keluhan dari teman-teman mahasiswa baru angkatan 2024. Ini masalah serius karena menyangkut identitas dan hak mahasiswa," kata Ketua DEMA UIN Bandung. "Kami akan segera meminta klarifikasi dari pihak kemahasiswaan dan rektorat terkait vendor pengadaan jas almamater tahun ini."
Menindaklanjuti protes tersebut, pihak Rektorat UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah mengeluarkan pernyataan resmi dan mengambil tindakan tegas dengan melakukan penggantian seluruh jas almamater yang bermasalah. Para mahasiswa mengapresiasi respons cepat tersebut dan berharap kejadian ini tidak terulang, serta mendesak agar vendor melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses produksi mereka di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI