Jalak Lawu Magetan dalam Kurikulum Ekstrakurikuler

Jalak Lawu merupakan burung endemik yang banyak ditemukan di kawasan Gunung lawu yang terletak di perbatasan Jawa Timur dan Jawa tengah. Mirisnya, berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Gunung Lawu  wilayah kabupaten Magetan yang dipublikasikan dalam jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, jumlah satwa endemik itu semakin berkurang. 

Kemudian Pemkab Magetan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berinisiatif untuk melestarikan menciptakan tarian khas daerah dengan icon Jalak Lawu untuk melestarikannya.

Tari Jalak Lawu oleh pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur telah ditetapkan sebagai tarian khas  dari kabupaten Magetan yang telah diperkenalkan kepada masyarakat terutama anak-anak melalui program kurikulum ekstrakurikuler. 

Jalak Lawu ini terinspirasi oleh tokoh Wongso Manggolo, Ketika itu Prabu Brawijaya V dan para pengikutnya melakukan perjalanan spiritual ke gunung Lawu dan Wongso Manggolo menjadi salah satu abdi setia dari sang raja menuju puncak Hargo Dalem. Karena kesetiaan dan keberaniannya Wongso Manggolo diangkat menjadi patih dan memiliki gelar Kyai Jalak Lawu.

Jalak Lawu merupakan bentuk tari yang menggambarkan tentang burung jalak yang terdapat di Sarangan, lereng gunung Lawu dengan nama Jalak Lawu. Tari Jalak lawu mempunyai arti dan bentuk gerak yang menggambarkan gerak burung yang lincah indah dengan warna bulunya yang gemerlapan, terbang kian kemari untuk mencari makan dan minum, bercumbu dan bermain, siang malam merasa tenteram menambah keindahan nuansa Sarangan. 

Jalak Lawu dalam setiap gerakannya terinspirasi dari Wongso Manggolo  yang memuat berbagai nilai-nilai  seperti religius, berbudi pekerti luhur, patriotisme dan kasih sayang antar manusia.

Dalam hal ini pemerintah kabupaten Magetan dengan ditetapkan Tari Jalak Lawu  khas Magetan  sebagai peran warisan sejarah dan budaya lokal berharap dapat mendorong pengembangan pariwisata di kabupaten Magetan.