Lihat ke Halaman Asli

Elva Susanti E

Menulis adalah salah satu cara berbagi yang abadi

Ahirul Habib Padilah: Membangun Pertanian Terintegrasi untuk Lingkungan Berkelanjutan di Kalimantan Barat

Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber google (Satu Indonesia Awards) edit by canva

Pertanian bukan sekadar soal menanam dan memanen. Di tangan generasi muda seperti Ahirul Habib Padilah, pertanian menjadi wujud nyata kepedulian terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Melalui inovasinya dalam bidang pertanian terintegrasi, Ahirul berhasil membawa semangat baru bagi petani di Kalimantan Barat sekaligus menjadi penerima Apresiasi SATU Awards tahun 2022 di bidang Lingkungan.

Latar Belakang dan Awal Perjalanan

Ahirul Habib Padilah berasal dari daerah yang sebagian besar masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian. Namun, ia menyadari bahwa praktik pertanian konvensional yang masih banyak dilakukan sering kali menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti penurunan kesuburan tanah, penggunaan pestisida berlebihan, serta limbah pertanian yang tidak terkelola dengan baik. Hingga masih minimnya pendidikan para petani di bidang pertanian. Kondisi tersebut memicu keprihatinannya untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Berbekal pendidikan dan pengalaman di lapangan, Ahirul mulai memperkenalkan konsep pertanian terintegrasi, yaitu sistem yang menggabungkan berbagai sektor pertanian---seperti tanaman pangan, peternakan, dan perikanan---dalam satu kesatuan yang saling mendukung. Tujuannya sederhana namun berdampak besar: menciptakan siklus produksi tanpa limbah (zero waste farming) yang menguntungkan secara ekonomi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.

Konsep Pertanian Terintegrasi yang Diterapkan

Dalam sistem pertanian terintegrasi yang dikembangkan Ahirul, semua komponen pertanian memiliki keterkaitan dan manfaat timbal balik. Limbah dari satu sektor dapat menjadi sumber daya bagi sektor lainnya. Misalnya, kotoran ternak digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman, sementara limbah sayuran dijadikan pakan ikan atau ternak.

Melalui pendekatan ini, lahan pertanian yang awalnya terbatas dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hasilnya tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga menekan biaya produksi karena berkurangnya ketergantungan pada pupuk dan pakan sintetis. Selain itu, sistem ini turut membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari limbah pertanian yang biasanya dibuang begitu saja.

Dampak Sosial dan Lingkungan

Kiprah Ahirul tidak berhenti pada penerapan teknologi ramah lingkungan saja. Ia juga aktif mengajak masyarakat di sekitarnya untuk ikut serta dalam program pelatihan dan pendampingan. Melalui kegiatan edukasi dan demonstrasi lapangan, banyak petani di Kalimantan Barat yang mulai beralih dari sistem pertanian tradisional menuju pertanian terintegrasi.

Dampaknya pun terasa signifikan. Pendapatan petani meningkat karena biaya operasional menurun dan hasil panen lebih stabil. Di sisi lain, kualitas tanah dan air di kawasan pertanian juga semakin baik berkat berkurangnya penggunaan bahan kimia sintetis. Program ini juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat, terutama generasi muda yang kini melihat sektor pertanian sebagai bidang yang menjanjikan dan modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline