Lihat ke Halaman Asli

elga ilya zahira

mahasiswa di Universitas Singaperbangsa Karawang

Menggugah Semangat Olympism: Unsika dan NOA Bersatu Tanamkan Nilai Olimpiade Untuk Guru PJOK Karawang

Diperbarui: 15 Oktober 2025   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Pengabdian Kepada Masyarakat (Sumber: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsika)

Karawang, 9 Oktober 2025 - Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)  kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan pendidikan karakter dengan menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Edukasi Nilai-Nilai Luhur Olimpiade (Olympism) pada Guru PJOK se-Kabupaten Karawang."

Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi para guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) untuk memperdalam pemahaman mereka mengenai filosofi Olympism sebuah konsep universal yang menekankan keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Nilai-nilai inilah yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang sportif, disiplin, dan berintegritas di tengah tantangan dunia pendidikan masa kini.

Kolaborasi Strategis Dunia Akademik dan Gerakan Olimpiade
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga olahraga nasional.

Prof. Dr. Ade Maman Suherman, S.H., M.Sc (Sumber: FKIP) 

Beliau menyampaikan bahwa pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan semangat friendship, excellence, dan respect kepada generasi muda sejak dini tiga pilar utama nilai Olimpiade yang tidak hanya mencerminkan prestasi, tetapi juga kemanusiaan.

Sebagai bentuk konkret kerja sama, Unsika turut menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan National Olympic Academy (NOA) of Indonesia. Penandatanganan ini menjadi langkah awal kolaborasi dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan nilai-nilai Olympism. Kedua lembaga berkomitmen melaksanakan berbagai kegiatan seperti seminar, pelatihan, serta penelitian bersama yang berfokus pada penerapan nilai Olimpiade dalam pendidikan karakter di sekolah.

Mengenal Lebih Dekat Filosofi Olympism
Pada sesi pertama, Tara Talitha, M.SportM, perwakilan dari NOA, menyampaikan materi bertajuk "Olympic Movement Talk Series."
Dalam paparannya, Tara mengulas sejarah panjang gerakan Olimpiade dunia mulai dari masa Olimpiade Kuno di Yunani hingga transformasinya menjadi Olimpiade modern yang menjadi simbol persatuan dan perdamaian antarbangsa.

Tara Talitha M.SportM (Sumber: FKIP)

Ia menegaskan bahwa Olympism bukan sekadar perayaan olahraga, melainkan filosofi kehidupan yang mengajarkan keseimbangan, sportivitas, dan penghargaan terhadap keberagaman. Guru PJOK, menurut Tara, memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

Pendidikan Jasmani sebagai Wadah Pembentukan Karakter
Sesi berikutnya dibawakan oleh Dr. Ruslan Abdul Gani, S.Pd., M.Pd., dengan tema "Pembentukan Karakter melalui Pembiasaan Respect and Religious (RaG) pada Siswa." 

Dr. Ruslan Abdul Gani, S.Pd., M.Pd (Sumber: FKIP)

Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa pembelajaran jasmani tidak hanya membentuk tubuh yang sehat, tetapi juga melatih mental dan moral peserta didik.

Melalui pembiasaan nilai Respect and Religious, guru PJOK dapat menumbuhkan rasa hormat, kedisiplinan, dan empati di antara siswa. Aktivitas olahraga di sekolah, jika dijalankan dengan nilai-nilai yang benar, mampu menjadi medium pendidikan karakter yang efektif dan menyentuh sisi spiritual serta sosial anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline