Sinergitas Antara Guru, Murid dan Orang Tua: Mewujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Masa Depan Anak Didik
Oleh: Eko Setyo Budi
Falsafah Pendidikan
Dalam dunia pendidikan di Indonesia siapa tidak kenal Ki Hajar Dewantara seorang pendidik asli Indonesia. Kita ingat pepatah tentang pendidikan Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa, sosok yang terkenal dengan semboyan pendidikan: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya: Menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri teladan, seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.
Dari tiga kalimat dalam filosofi, kita dapat belajar bagaimana seharusnya menjadi pemimpin itu memberikan sebuah peran kepada yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik harus menempatkan diri dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pemimpin harus bisa menempatkan diri di depan untuk memberi teladan, di tengah untuk memberi semangat, dan di belakang untuk memberi dorongan, demi tujuan yang disepakati bersama.
Semboyan tersebut mengandung filosofi yang amat dalam yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara memberikan pemikiran Dasar-Dasar Pendidikan. Menurut beliau pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak. Agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya.
Haidar Bagir dalam bukunya berjudul "Memulihkan Sekolah dan Memulihkan Manusia", mengatakan, pendidikan adalah suatu mengaktualkan daya berakal dan berfikir. Segenap proses pendidikan haruslah ditujukan untuk pengembangan keseluruhan potensi manusia demi mencapai kehidupan sejahtera, baik secara fisik, mental, dan spiritual.
Apa tujuan sistem pendidikan kita? "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa", demikian bunyi pasal 33 ayat 3 UUD kita.
Tujuan setiap upaya pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dengan kata lain, pendidikan adalah suatu kegiatan untuk mengaktualkan potensi manusia sehingga benar-benar menjadi manusia sejati. Yakni, mengaktualkan berbagai potensinya untuk dapat benar-benar menjadi manusia sejahtera dan bahagia. Yakni manusia-manusia yang memiliki kehidupan yang penuh makna, bagi orang lain dan bagi dirinya sendiri.
Keteladanan Guru Dalam Proses Pembelajaran
Proses interaksi dalam mengajar antara guru, materi pelajaran dan siswa. Dalam prosesnya terkadang salah satu unsur paling mendominasi, baik guru dan siswa maupun materi pelajaran. Dalam kelas dominasi guru dalam interaksi pembelajaran pada umumnya pembelajaran yang bersifat penyajian atau penyampaian materi pelajaran. Pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya dikendalikan oleh guru, sedangkan siswa hanya menerima (pasif).
Dalam proses pembelajaran guru harus mengenali siswa dengan baik melalui interaksi dan komunikasi yang lebih baik, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi kemampuannya. Siswa mampu mengembang rasa percaya sendirinya (self confidence), merasa berguna, merasa memiliki dan merasa berdaya dalam mengendalikan masa depannya.