Lihat ke Halaman Asli

Edy Supriatna Syafei

TERVERIFIKASI

Penulis

Menyoal Kepatutan FPI dan Gelisahnya Publik

Diperbarui: 12 Mei 2019   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizieq Shihab, pimpinan FPI. Foto | VOA Indonesia

Kalau ada anak kecil menjerit sambil menangis di hadapan ibunya lantaran tidak diberi permen karet, bisa jadi anak bersangkutan tengah mencari perhatian. Kala permintaannya telah terpenuhi, ia diam dan kadang melempar senyum kebaikan kepada ibunya.

Esoknya, ia minta dibelikan mainan berupa sepeda roda tiga. Alasannya, kala bermain tak bisa lagi meminjan kepada teman-temannya. Maka, agar bisa bermain sepeda bersama teman, ia minta dibelikan sepeda persis seperti milik rekan di tetangga sebelah.

Lantaran sang ibu tak punya uang, anak bersangkutan tak segera dipenuhi permintaannya. Kembali, anak bersangkutan merengek-rengek, berteriak keras lalu bergulingan menangis minta dibelikan sepeda secepatnya. Lantaran tangisnya makin mengencang, sang ibu tambah bingung.

Ujungnya, sang ibu cari hutangan untuk membeli sepeda agar anaknya yang manja tadi tak terus menerus menangis.

**

Di dalam kelas, tercatat nama Joni. Di benak para guru ia sudah ditandai sebagai anak pintar: ngoceh, pandai bergaul, nakal dan kadang suka mengganggu teman/guru.

Joni paling suka "mengerjai" ibu guru. Caranya mencari perhatian dengan banyak bertanya ini dan itu ketika berada di dalam kelas. Kadang pertanyaannya konyol.

"Ibu, kenapa selalu memandang mata saya?"  Tanya Joni.

Mendengar pertanyaan seperti itu, teman-temannya merasa aneh dan tertawa. Tapi, sang ibu guru sudah paham kelakuan Joni dengan memberi jawaban santai.

"Karena kamu nakal," jawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline