Lihat ke Halaman Asli

Pelaksanaan Program Monodisiplin Etnofotografi: Potensi di Desa Randusari

Diperbarui: 13 Februari 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etnofotografi: Membingkai Kehidupan Komunitas Desa Randusari (Dokpri)

Desa Randusari, sebuah perpaduan antara keindahan alam dan kehidupan masyarakat pedesaan yang beragam, menyimpan potensi besar untuk eksplorasi melalui lensa etnofotografi. Dalam konteks ini, berbagai komunitas lokal seperti penghasil durian, petai, cengkeh, jamur, peternak kambing, dan peternak burung puyuh menjadi subjek menarik yang dapat diabadikan.

Komunitas durian, petai, dan cengkeh menawarkan panorama kebun yang subur serta proses budidaya yang intensif. Melalui etnofotografi, para peneliti dan fotografer dapat merekam setiap tahap dalam siklus pertumbuhan tanaman, dari penanaman hingga panen, serta melihat bagaimana kehidupan sehari-hari petani terkait dengan aktivitas pertanian ini.

Di samping itu, komunitas peternakan seperti peternakan kambing dan burung puyuh juga menarik untuk ditelusuri melalui etnofotografi. Penggunaan kamera memungkinkan dokumentasi yang mendalam tentang kehidupan sehari-hari peternak, interaksi mereka dengan ternak, serta proses pemeliharaan dan pengolahan hasil ternak.

Dengan menggabungkan kekuatan fotografi dengan pendekatan antropologis, etnofotografi di Desa Randusari tidak hanya memberikan gambaran visual tentang kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi alat untuk memahami nilai-nilai budaya, tradisi, dan keterampilan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, etnofotografi bukan hanya menjadi alat dokumentasi, tetapi juga pemersatu dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Desa Randusari kepada dunia luar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline