Lihat ke Halaman Asli

Dzakwan Karim

Mahasiswa

Tantangan dan Harapan Petani Cabai, Kol dan Kopi

Diperbarui: 4 Oktober 2025   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada kesempatan kali ini, saya berkesempatan mewawancarai seorang petani yang sudah cukup lama bergelut di dunia pertanian. Dari hasil percakapan kami, saya mengetahui bahwa beliau telah memulai usahanya sejak tahun 2000. Komoditas utama yang dikelolanya adalah cabai, kol, dan kopi. Menurut beliau, pengolahan lahan dilakukan dengan tahapan yang cukup sistematis, dimulai dari penebangan pohon, membersihkan gulma, kemudian melakukan pencangkulan dan penggaritan agar tanah siap ditanami. Selain bertani, beliau juga memelihara ayam sebagai usaha sampingan.

Dalam wawancara tersebut, beliau juga bercerita mengenai tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah serangan penyakit layu fusarium. Untuk mengatasinya, beliau rutin melakukan pengobatan agar tanaman tidak rusak parah. Beliau menegaskan bahwa serangan penyakit ini sangat berpengaruh terhadap hasil panen, sehingga perlu perhatian khusus.

Saat saya menanyakan tentang pemasaran hasil panen, beliau menjelaskan bahwa sebagian besar hasil pertanian dijual melalui tengkulak atau bandar. Namun, tidak semua usaha yang dilakukan selalu berhasil, karena ada sebagian hasil panen yang tidak sesuai dengan harapan. Dari pengakuannya, kendala utama yang paling dirasakan adalah keterbatasan modal. Menurut beliau, modal merupakan masalah nomor satu yang sangat memengaruhi keberlangsungan usaha tani. Meski begitu, beliau tetap bersemangat dalam menjalankan profesinya sebagai petani, karena selain sebagai sumber penghasilan, bertani juga menjadi bagian dari kehidupan yang sudah beliau jalani sejak lama.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline