Lihat ke Halaman Asli

Dyas Rizki

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Menghadapi Polarisasi Politik di Pemilu 2024: Perspektif Pemuda

Diperbarui: 22 Maret 2023   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama : Dyas Rizki Zahrandi

NIM : 1405621047

Pendidikan Sosiologi B 2021

Apa itu Polarisasi dan Efeknya Terhadap Pemilu?

Pemilu 2024 di Indonesia semakin dekat, dan kita sebagai pemuda harus siap menghadapi tantangan yang ada. Salah satu tantangan terbesar yang muncul dalam setiap pemilu adalah polarisasi politik. Polarisasi politik bisa membuat masyarakat terpecah belah dan berpotensi menimbulkan konflik yang merugikan semua pihak. Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk memahami fenomena polarisasi politik dan mencari cara untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi dampaknya.

Polarisasi merujuk pada pembagian masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan dalam pandangan politik, ideologi, nilai, atau agama. Dalam konteks pemilu, polarisasi sering terjadi ketika ada dua kandidat atau partai yang mempunyai pandangan yang sangat berbeda, sehingga masyarakat terpecah menjadi dua kubu yang saling melawan.Dalam konteks pemilu di Indonesia juga hanya terdapat dua kandidat pada pemilu sehingga terdapat kedua kubu yang saling bertentangan. 

Peran polarisasi dalam pemilu dapat berpengaruh besar terhadap hasil pemilu dan politik secara umum. Ketika masyarakat terpecah menjadi dua kubu yang saling bertentangan, hal ini dapat memicu sikap permusuhan, intoleransi, dan ketidakadilan dalam pemilihan. Hal ini dapat membuat para pemilih mengabaikan program dan kebijakan dari kandidat atau partai dan hanya memilih berdasarkan identitas atau afiliasi politik. Selain itu, polarisasi juga dapat memperparah ketegangan sosial dan politik yang ada di masyarakat.

Polarisasi dapat mengancam integrasi dalam masyarakat dengan memperburuk konflik yang suda ada dengan isu-isu lain. Selain itu, polarisasi dapat menurunkan kualitas demokrasi dengan memperlemah dukungan terhadap keputusan bersama dan memperkuat sikap oposisi. 

Polarisasi juga dapat membuat proses keputusan menjadi sulit dan mengganggu stabilitas politik. Ketidakpercayaan pada pemerintah dan institusi juga meningkat karena polarisasi, seperti media dan lembaga penegak hukum. Hal ini dapat terjadi ketika individu merasa bahwa pemerintah atau institusi tersebut hanya melayani kepentingan kelompok tertentu atau tidak berpihak pada pandangan mereka sendiri.

Disisi lain, polarisasi juga dapat berperan sebagai salah satu faktor yang membangun kesadaran politik dan partisipasi masyarakat dalam pemilihan. Ketika masyarakat merasa terpolarisasi, mereka cenderung lebih aktif dalam menyuarakan pendapatnya dan mengikuti perkembangan politik, baik melalui media sosial maupun melalui partai politik. Dalam beberapa kasus, polarisasi dapat memotivasi masyarakat untuk lebih memahami pandangan politik dan ideologi yang berbeda, sehingga dapat memperkaya wawasan politik dan memperkuat demokrasi.

Mengapa polarisasi terjadi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline