Lihat ke Halaman Asli

Ketika Etika Berhadapan dengan FOMO: Pilih Prinsip atau Ikut Tren?

Diperbarui: 12 Juli 2025   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital, anak muda semakin mudah terhubung dengan berbagai tren, mulai dari gaya hidup, fashion, hingga opini sosial. Namun, ada fenomena yang sering muncul: FOMO (Fear of Missing Out) rasa takut ketinggalan sesuatu yang sedang hype. Dalam prosesnya, sering kali terjadi dilema antara memegang prinsip etika atau sekadar ikut arus demi eksistensi.

1. FOMO dan Dampaknya bagi Anak Muda

FOMO bukan sekadar istilah keren, tapi realita yang memengaruhi psikologi dan perilaku anak muda. Dengan algoritma media sosial yang terus menyajikan tren terbaru, banyak orang merasa tertekan untuk selalu mengikuti perkembangan agar tetap "nyambung" dalam pergaulan.

Dampaknya? 

Konsumtif dan impulsif Banyak yang tergoda membeli sesuatu atau ikut tren tanpa berpikir panjang.

Takut berbeda pendapat Dalam diskusi sosial atau politik, sebagian orang lebih memilih setuju dengan mayoritas meskipun bertentangan dengan prinsip mereka.

Menormalisasi perilaku tidak etis Demi popularitas, ada yang rela melakukan hal-hal di luar batas norma, seperti flexing berlebihan, prank tidak beretika, atau ikut tren yang merugikan orang lain.

2. Benturan Antara Etika dan Keinginan Ikut Tren

Media sosial memunculkan banyak tren yang kadang tidak selalu sejalan dengan nilai etika. Contohnya:

Tren prank berlebihan yang malah merugikan atau mempermalukan orang lain.

"Flexing" kekayaan palsu demi konten, padahal penuh kebohongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline