Lihat ke Halaman Asli

PRODI Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta Gelar Pengabdian Kepada Masyarakat di Pondok Pesantren Al-Muchtar

Diperbarui: 6 Februari 2025   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prodi MPI STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta Gelar Pengabdian Kepada Masyarakat di Pondok Pesantren Al-Muchtar

Prodi MPI bersama Pemimpin Pontren Tahfidz Al-Muchtar

Sambutan WAKA I STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta

Sambutan Kaprodi MPI STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta

Sambutan Pemimpin Pontren Al-Muchtar Sekaligus membuka kegiatan PkM secara resmi

Simbolis Peserta PkM

Bersama seluruh peserta PkM

Narasumber

Purwakarta, 03 Februari 2025 – Pondok Pesantren Tahfidz Al-Muchtar menjadi saksi digelarnya kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) oleh Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta dengan tema Eksistensi Pondok Pesantren di Era Society 5.0.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh akademisi dan pesantren, di antaranya Wakil Ketua STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta, Bapak Ujang Miftahudin, S.Pd.I., M.Pd, Kabag AUAK STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta, Bapak Sansan Saefumillah, S.H., M.Pd, serta Ketua P3M STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta, Bapak Zamzam Lukmanul Jamil, S.Pd.I., M.Pd. Turut hadir Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STAI Al Badar Cipulus-Purwakarta yang juga menjadi Ketua kegiatan PkM, Bapak Moh. Sugandi, S.Sos., M.Pd, seluruh dosen homebase Prodi MPI, serta Himpunan Mahasiswa Program Studi MPI. Dari pihak pesantren, kegiatan ini dihadiri oleh Pemimpin Pondok Pesantren Tahfidz Al-Muchtar beserta jajarannya dan seluruh siswa SMA Al-Muchtar.

Dalam kegiatan ini, dua narasumber utama dihadirkan untuk membahas peran dan tantangan pondok pesantren di era Society 5.0. Narasumber pertama, Dwi Ajeng Maulidya Makalao, M.Pd, yang merupakan dosen homebase Prodi MPI, membawakan materi mengenai Integrasi Teknologi dalam Pendidikan Islam. Ia menyoroti pentingnya digitalisasi kurikulum melalui platform e-learning seperti Google Classroom dan Learning Management System (LMS), digitalisasi kitab kuning, serta pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan pesantren.

Narasumber I

“Pondok pesantren harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam sebagai fondasi utama,” ujar Dwi Ajeng dalam pemaparannya.

Sementara itu, narasumber kedua, Sansan Saefumillah, S.H., M.Pd, memaparkan materi tentang Keseimbangan Pesantren antara Nilai Tradisional dan Inovasi. Ia menegaskan bahwa pesantren memiliki akar sejarah yang kuat dalam pendidikan Islam di Indonesia dan perlu menyeimbangkan antara pelestarian nilai-nilai tradisional dengan inovasi teknologi untuk tetap relevan di era modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline