Lihat ke Halaman Asli

Dudi safari

Pegiat Literasi

Ternyata Memaafkan Itu Berdampak Dahsyat

Diperbarui: 29 September 2022   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari pixabay.com

Pada umumnya orang akan merasa enggan atau bahkan malas untuk berbesar hati saat harga dirinya diinjak, memaafkan kesalahan orang lain yang telah membuat malu atau marah dirinya.

Ya, itu manusiawi saat perasaan kita tersakiti mana mungkin kita begitu saja memaafkan pelakunya.

Apalagi orang yang membuat sakit hati itu adalah orang yang dekat dengan kita.

Interaksi setiap hari bagaimana mungkin akan bisa melupakan begitu saja luka hati setelah tersakiti.

Tapi bagaimana mengolah rasa sakit hati itu agar tidak tumbuh menjadi dendam kesumat, bisakah?

Berat rasanya untuk mengucapkan rasa maaf itu, namun itu harus diucapkan dan memang harus merelakan.

Teringat kisah Rasulullah Saw. Tatkala mendengar pamannya Hamzah bin Abdil Mutalib tewas secara mengenaskan di medan Uhud.

Setelah perang usia ia menghampiri jasad sang paman yang terbujur kaku penuh dengan luka sayatan dan tusukkan senjata tajam.

Tak hanya itu saat beliau menyaksikan dada Hamzah terbelah akibat disayat musuh, makin sedihlah hati sang nabi.

Manusiawi gerah bercampur marah kok ada manusia setega ini memperlakukan sesama manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline