Dalam Rangka Memperingati HUT TNI ke-80 Tahun 2025
Setiap tahunnya, bangsa Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi para prajurit dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
Pada tahun 2025 ini, TNI memasuki usia ke-80. Dalam perjalanannya, TNI tidak hanya diisi oleh para prajurit tempur, tetapi juga oleh tenaga profesional dari berbagai bidang, termasuk yang mungkin tidak banyak dikenal, dokter hewan militer.
Profesi ini memiliki sejarah panjang dan kontribusi nyata terhadap operasional TNI, terutama dalam hal dukungan logistik, kesehatan hewan, dan pengawasan pangan pasukan.
Di balik barisan prajurit bersenjata, terdapat dokter-dokter hewan yang berperan menjaga kesehatan hewan militer serta memastikan suplai bahan makanan pasukan aman dan layak konsumsi.
Peran Strategis Dokter Hewan Militer
Pada masa lalu, sebelum mekanisasi militer merata, hewan seperti kuda dan sapi menjadi bagian penting dari logistik militer. Mereka digunakan untuk menarik kendaraan, membawa perlengkapan tempur, dan bahkan sebagai kendaraan tunggang di medan perang.
Dalam kondisi tersebut, keberadaan tenaga veteriner sangat krusial untuk menjaga kondisi hewan-hewan tersebut tetap prima.
Dokter hewan militer tak hanya bertugas mengobati, tetapi juga memastikan bahwa bahan pangan asal hewan yang dikonsumsi oleh prajurit aman dari penyakit dan layak secara higienis. Meskipun saat ini penggunaan hewan dalam militer sudah sangat terbatas, peran strategis dokter hewan tidak pernah benar-benar hilang.
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, korps dokter hewan masih eksis dan menjadi bagian integral dari militer, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Udara.
Di sana, dokter hewan militer memiliki tiga misi utama yakni melindungi kesehatan pasukan melalui pemeriksaan bahan pangan, merawat hewan militer, serta menyiapkan pelayanan veteriner di wilayah operasi militer.