Dari Suara Lapangan: Mengapa Orangutan Butuh Perlindungan Mendesak
Konservasi bukan sekadar angka di laporan, melainkan perjuangan panjang yang penuh peluh dan air mata. Hal ini diungkapkan oleh Rondang S.E. Siregar, seorang biologist yang lebih dari dua dekade mendedikasikan hidupnya bagi satwa primata, terutama orangutan.
Menurutnya, tantangan terbesar orangutan hari ini adalah kehilangan habitat akibat deforestasi. "Hutan terbuka membuat akses masuk semakin mudah, perburuan pun kian marak. Ada yang untuk mencari makan, ada juga untuk satwa langka bernilai jual tinggi," jelasnya.
Situasi ini semakin diperparah oleh ekspansi perkebunan, pertambangan, dan pemukiman yang menyingkirkan orangutan dari rumah alaminya.
Pengalaman Rondang di Wanariset Orangutan Reintroduction Project (1996--1998) membuka matanya: orangutan yang direhabilitasi sama kompleksnya dengan manusia. Ada yang sehat, sakit, bahkan memiliki "kepribadian" berbeda.
Ia pernah merawat bayi orangutan di rumahnya karena dana proyek tidak cukup untuk membayar lembur staf.
"Pagi sampai sore saya jadi manager, tapi sore sampai malam saya jadi 'ibu' bagi bayi-bayi ini," kenangnya. Dari sinilah Rondang belajar, setiap individu orangutan adalah cerita unik, dan setiap upaya penyelamatan adalah perjuangan tanpa jaminan mudah.
Langkah Konkret yang Bisa Kita Lakukan
Masyarakat sering merasa konservasi hanya urusan lembaga besar. Padahal, menurut Rondang, kita semua bisa memulai dari hal sederhana: menjaga hutan, tidak membeli atau memelihara satwa liar, serta mendukung penyadartahuan di berbagai lapisan.
"Jaga hutan yang merupakan rumah dari satwa ini dan jangan diburu untuk alasan apa pun. Lakukan penyadartahuan pada semua lapisan masyarakat serta penegakan hukum harus dilakukan," tegasnya.
Bahkan keputusan kecil, seperti lebih cermat memilih produk agar tidak mendukung deforestasi, bisa menjadi kontribusi besar bila dilakukan secara kolektif.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat sekitar hutan. Bukan hanya melalui sekolah atau film dokumenter, melainkan melalui kesadaran praktis: bahwa keberlangsungan hidup mereka pun terhubung dengan ekosistem hutan.