Puisi 1: Retaknya Rumah Tangga
Rumah yang dulu indah bercahaya, Kini retak dan sunyi senyap. Luka dan dendam merajai ruang, Di antara kita yang dulu harmoni.
Kata-kata tajam layaknya pedang, Telah memotong ikatan cinta kita. Anak-anak terdiam dalam kebingungan, Hilangnya kedamaian dalam suasana.
Kita perlu temukan jalan kembali, Menyembuhkan luka dan retakan ini. Kehangatan keluarga kembali tercipta, Menggantikan dinginnya hampa dan kehampaan.
Puisi 2: Jejak Retak di Hatiku
Jejak retak terukir di hatiku, Keluarga yang dulu rapuh kini pecah. Biru langit tergantikan mendung kelabu, Tak lagi ada senyum dalam foto-foto lama.
Suara cemburu dan pertengkaran, Mengisi ruang yang dulu penuh tawa. Anak-anak menangis dalam diam, Mereka tumbuh dalam ketidakpastian.
Tapi masih ada harapan di sini, Memperbaiki apa yang telah hancur. Mungkin membutuhkan waktu dan usaha, Namun keluarga bisa kembali bersatu.
Pinterest/The Minds Journal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI