Lihat ke Halaman Asli

Dikdik Wahyudin

pengajar dan pelajar

Domisili Gantikan Zonasi, Tapi Benarkah Lebih Adil?

Diperbarui: 30 Juni 2025   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

zonasi menjadi spmb (https://www.pelitakarawang.com/2025/01/ppdb-zonasi-diganti-spmb-domisili-simak.html?m=1)

Prolog: Saya sempat berharap, dengan dihapusnya sistem zonasi dan diganti menjadi sistem domisili dalam PPDB 2025, akan membawa angin segar bagi dunia pendidikan kita. Tapi semakin saya pelajari, ternyata sistem baru ini belum tentu lebih baik.

Zonasi memang punya banyak cacat. Tapi sistem domisili juga punya lubang yang bisa menyisakan persoalan lama---hanya berganti baju. Mari kita bedah satu per satu.

1. Manipulasi Domisili Tetap Bisa Terjadi

Salah satu alasan zonasi dulu banyak dikritik adalah karena alamat di KK bisa dimanipulasi. Sayangnya, sistem domisili ini pun masih membuka celah serupa:

Banyak orang tua bisa sewa rumah sementara dekat sekolah demi lolos seleksi.

Surat keterangan domisili dari RT/RW juga berpotensi dijual.

Tanpa verifikasi lapangan yang ketat, praktik manipulasi ini justru akan terus berulang.

2. Kualitas Sekolah Belum Merata

Masalah klasik lainnya adalah kesenjangan mutu antar sekolah negeri. Meskipun sistem seleksi diubah dari zonasi ke domisili, masyarakat tetap berlomba-lomba masuk sekolah favorit.

Artinya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline