Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Empedokles dari Akragas dalam Pola Geometri Takdir Allah

Diperbarui: 2 September 2025   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

,Empedokles dari Akragas (sekitar 495--435 SM)

"Tidak ada yang benar-benar lahir atau binasa; yang ada hanyalah percampuran dan perpisahan dari unsur-unsur yang kekal."

Empedokles tampil sebagai juru damai antara dua kutub besar pemikiran Yunani Kuno: Herakleitos, yang menekankan perubahan abadi, dan Parmenides, yang menyatakan bahwa perubahan hanyalah ilusi.

Baginya, segala sesuatu di alam ini terdiri dari empat unsur dasar yang kekal: Api, Air, Udara, dan Tanah
Unsur-unsur ini tidak pernah diciptakan ataupun dihancurkan, sebagaimana dituntut oleh ajaran Parmenides. Yang berubah hanyalah cara unsur-unsur itu bercampur dan berpisah.

Perubahan terjadi karena dua kekuatan kosmis tak terlihat:

Cinta (Philia) menyatukan unsur-unsur ke dalam kesatuan dan bentuk.

Benci atau Pertikaian (Neikos) memisahkan mereka ke dalam kerusakan dan kekacauan.

Dengan pendekatan ini, Empedokles menjaga keabadian substansi, namun tetap mengakui realitas perubahan --- menjadikannya pemikir pluralis awal yang merintis jalan bagi filsafat dan sains alam.

Analogi Rubik Takdir:

Jika Empedokles melihat Rubik Takdir, ia akan berkata:

"Rubik itu tersusun dari unsur-unsur abadi: blok-blok warna yang tak pernah hilang. Yang berubah hanyalah susunannya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline