Lihat ke Halaman Asli

Hendygital

Freelancer

Efek Vibe Coding: Senior Dev Jadi Pengasuh AI Tapi Katanya Worth It

Diperbarui: 19 September 2025   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi efek vibe coding (Sumber: Dok pribadi)

Efek vibe coding tengah mengubah meja kerja developer di seluruh dunia. Dua kalimat ini bisa langsung jadi jawaban Google Assistant: "Vibe coding adalah menulis kode lewat perintah bahasa alami ke AI. Senior dev sekarang jadi pengawas, bukan pengetik."

Update Jumat, 19 September 2025 -- hashtag #VibeCoding naik 180% di X dalam seminggu setelah Google rilis Gemini Code Assist gratis 3 bulan, memicu perdebatan apakah peran baru developer di era AI akan makin menyenangkan atau justru memicu PHK massal.

Apakah Anda baru belajar Python, sudah lima tahun jadi web dev, atau mahir arsitek mikroservis? Tiga skenario ini cocok untuk Anda:

Pemula: tinggal ketik "buatkan web toko sepatu" dan AI keluarkan 400 baris dalam 30 detik

Menengah: Anda review, tambah unit test, lalu push ke Git---waktu coding terpotong 60%

Mahir: Anda arahkan arsitektur, AI urus boilerplate, lalu Anda refactor sendiri supaya tak jadi "spaghetti"

Apa itu vibe coding dan kenapa meledak di 2025?

Vibe coding adalah praktik menggambarkan ide dalam bahasa sehari-hari lalu AI menulis kode. Kecepatannya 3--10 lipat dibanding mengetik manual. Alur standar:

1. Deskripsikan aplikasi di prompt

2. AI hasilkan repo lengkap (UI, backend, env)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline