Lihat ke Halaman Asli

Odojku Menyatukan Hatiku dan Hatinya (Rangkaian Cerpen Menuju OPQ)

Diperbarui: 10 September 2016   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ODOJKU MENYATUKAN HATIKU DAN HATINYA

(Rangkaian CerPEN Menuju OPQ)

“Bagaimana Nas, sudah siap semua.” Tanya Abah, ayahku.

 “Iya Bah sudah, tinggal kartu undangan aja yang belum, in sya Allah nanti sore ke percetakannya.” jawbku merendah.

 “Desainnya sudah ada?”

 “Alhamdulillah sudah, beliau yang merancang Bah.” Irisan penggalan hari itulah yang menjadi cedra hatiku untuk taku dan takut memulai sebuah kata untuk mengukir cinta. Bila saja aku ingin membuka pintu hatiku selalu tertutup oleh riak hati yang terdahulu, menghunus hati meninggalkan belati. Bayangannya selalu menghantui dalam segala asa cita dan cintaku.

“Nas, anti ga apa-apa kan, ko ngelamun gitu?” Nina menatapku tajam.

“Hmm.. baik-baik aja.”

 “Ayo makan lagi donk, tuh lihat mereka bahagia banget ya, semoga kita juga suatu hari nanti bisa bersanding dengan orang yang Sholeh, setia, sehat dan mengayomi kita,yah Nas.”

“Amiin.”Jawabku lirih.

 Begitulah rasaku kelu setiap mengahdiri resepsi sahabat-sahabatku. Mungkin kalau ia tak merubah rencana aku takkan begini. Aku yakin dia sholeh dalam agama tapi kenapa hanya karena fisik ia memutuskan sepihak perjanjian yang sudah di putuskan dan ia malah pergi dengannya. Aku tidak pernah menyesal mengenalmu karena itupun hanya sebulan saja aku mengenalmu saking aku syiqoh nya sama kamu, aku mau menikah denganmu.Tapi apa balasanmu,kamu hanya permainkan aku bahkan keluargaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline