Simo Häyhä, juga dikenal sebagai "Death White," adalah seorang penembak jitu Finlandia yang mendapatkan status legendaris karena kemampuan luar biasanya selama Perang Musim Dingin antara Finlandia dan Uni Soviet pada tahun 1939-1940. Kisah Häyhä adalah tentang ketahanan, keahlian, dan determinasi, menjadikannya tokoh yang menarik dalam sejarah militer.
Simo Häyhä lahir pada 17 Desember 1905, di munisipalitas Rautjrvi, Finlandia. Tumbuh dalam keluarga petani, Hyh mengembangkan keterampilan dengan senjata api sejak usia muda, berburu dan menembak di hutan belantara Finlandia.
Ketika Perang Musim Dingin pecah pada November 1939, Häyhä, yang saat itu berusia 33 tahun, mendaftarkan diri sebagai sukarelawan untuk Tentara Finlandia. Meskipun bertubuh kecil dan tampak sederhana, keterampilan menembak Häyhä tidak tertandingi.
Dilengkapi dengan senapan Mosin-Nagant-nya, Häyhä ditempatkan sebagai penembak jitu di Semenanjung Karelia, di mana pertempuran paling sengit terjadi. Bertahan di suhu yang membeku hingga -40C (-40F), Hyh menggunakan medan bersalju untuk keuntungannya, menyamar sambil memburu tentara Soviet.
Bertindak sendiri, taktik Häyhä sederhana namun sangat efektif. Dia akan mengemas salju di sekitar posisinya untuk meminimalkan jejak salju yang mencolok dari tembakan, dan seringkali akan membersihkan salju dari laras senapan untuk mencegah uap dari mengungkapkan lokasinya.
Selama hanya 100 hari pertempuran, Häyhä mencapai kesuksesan yang mengagumkan. Catatan resmi militer Finlandia mengkreditkannya dengan 505 pembunuhan yang dikonfirmasi, meskipun beberapa perkiraan menunjukkan angka tersebut mungkin lebih tinggi. Prestasinya menimbulkan ketakutan di hati pasukan Soviet, yang konon memberinya julukan "Kematian Putih."
Namun, karier luar biasa Hyh tidak tanpa bahaya. Pada 6 Maret 1940, dia terluka parah oleh peluru pecahan yang ditembakkan oleh seorang penembak jitu Soviet. Meskipun menderita patah rahang dan fraktur wajah, Hyh selamat dan sadar kembali pada 13 Maret, pada hari yang sama dengan penandatanganan perjanjian perdamaian antara Finlandia dan Uni Soviet.
Setelah perang, Hyh menjalani kehidupan yang relatif tenang, bekerja sebagai pemburu dan petani. Dia meninggal pada 1 April 2002, pada usia 96 tahun.
Warisan Simo Hyh terus hidup sebagai simbol ketahanan Finlandia dan kemampuan luar biasa individu dalam menghadapi kesulitan. Kisahnya terus menginspirasi kekaguman dan pengagum, mengingatkan kita akan semangat tak terkalahkan orang-orang yang menghadapi horor perang.