Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Ia yang Memberikan Teladan Praktik Nilai-nilai Toleransi dan Kemanusiaan

Diperbarui: 19 Maret 2025   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lewat patungan kupon belanja koperasi, Bude pun memasak mie goreng bersama dua saudaranya lalu dibagikan untuk berbuka puasa (dok.Bude Tati) 


Tinggal di negeri yang majemuk sebenarnya merupakan keberkahan. Ada begitu banyak warna dalam kehidupan. Perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan bukan menjadi penghalang untuk terus berbuat kebaikan.

Nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan ada dalam butir-butir Pancasila. Nilai-nilai tersebut sebaiknya tak hanya dihafalkan, melainkan dipraktikkan. Saya belajar banyak tentang nilai-nilai tersebut dari rekan senior yang akrab kami sapa Bude.

Rabu lalu sebuah pesan tiba. Pesan tersebut dari Bude. Ia meminta ijin untuk menggunakan kupon belanja yang didapatkan dari koperasi untuk kegiatan bagi-bagi takjil. Aku tersenyum dan segera membalas, menyatakan persetujuan

Jumat sore sebuah pesan kembali datang dari Bude. Isi pesan menunjukkan foto-foto bungkusan makanan-makanan. Ada juga foto Bude bersama beberapa perempuan paruh baya yang saya tebak saudara-saudaranya, sedang membagikan makanan ke para pengendara roda dua dan pejalan kaki.

Menunya mie goreng, kerupuk, pisang, dan air mineral (dok.Bude Tati) 


Tak terasa mataku panas. Aku merasa terharu. Pastinya tak mudah memasak mie goreng dengan sayuran dan telur begitu banyak. Kemudian, menatanya dalam kardus bersama kerupuk. Perlu tenaga dan waktu untuk memasaknya. Belum lagi membagikannya. Mereka menggunakan kereta dorong yang biasa untuk berbelanja untuk menaruh bungkusan makanan yang akan dibagikan.

Bude bersama dua saudara perempuannya yang menyiapkan semuanya dan membagikannya. Jika melihat patungan kami berupa kupon belanja dari beberapa orang, sepertinya Bude tetap keluar dana, selain dari kupon belanja koperasi.

Dus berisi mie goreng itu dibagikan bersama sebuah pisang dan satu cup air mineral. Makanan tersebut lumayan untuk membatalkan puasa dan mengisi perut. Apalagi untuk anak kosan yang setiap hari berpikir untuk berhemat.

Meski nampak sederhanax perlu waktu dan tenaga menyiapkan dan kemudian membagikannya  (dok.Bude Tati) 


Mengapa pada paragraf-paragraf awal saya menyebutkan kemajemukan dan nilai toleransi? Oleh karena Bude dan keluarganya merupakan nonmuslim. Mereka menganut agama Katholik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline