Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Kritik Sosial Lewat Animasi Dinner for Few

Diperbarui: 20 Februari 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinner for Few menggambarkan keserakahan (sumber gambar: Magnetic Films) 


Film kerap digunakan untuk menyuarakan kritik sosial, tak terkecuali film animasi. Karena bahasa visualnya yang lebih luas, maka film animasi bisa menggunakan karakter hewan sebagai simbolisasi sifat manusia. Hal ini bisa disaksikan dalam film animasi pendek berjudul Dinner for Few.

Sutradara film animasi bernama Steve Cutts kerap menyuarakan kegelisahan dan kritik sosialnya lewat film animasi. Ia menggunakan sosok tikus sebagai simbolisasi manusia biasa yang punya tingkah laku seragam dengan komunitasnya. Film animasi berjudul Happiness itu sukses ditonton 47 juta kali.

Baru-baru ini aku menemukan animasi yang selintas mirip dengan gaya Steve Cutts. Judulnya adalah Dinner for Few karya Athanassios Vakalis. Ia bertindak sebagai penulis naskah dan sutradara. Animasi yang dirilis tahun 2014 ini tidak menggunakan sosok tikus, melainkan babi, kucing, harimau, dan manusia sebagai simbol-simbol kritikannya.

Dalam animasi tersebut digambarkan sekelompok babi berpakaian mewah melakukan makan malam bersama. Ia dilayani seorang manusia. Mereka terus-menerus makan seperti tak pernah merasa kenyang. Sementara di lantai ada banyak kucing kurus kelaparan. Mereka rela berkelahi demi sisa-sisa makanan yang tak seberapa.

Sementara si manusia menggunakan berbagai cara agar bisa terus menyediakan makanan bagi para babi. Kucing yang lapar diberikan tikus mainan untuk distraksi. Tapi para kucing yang kemudian kelaparan mulai naik ke atas meja. Lalu mereka berubah menjadi harimau yang buas.

Animasi ini agak brutal sehingga cocok ditonton bagi kaum dewasa. Ada banyak simbol dan makna di dalamnya. Babi yang rakus bisa dimaknai dengan mereka yang tampak. Hanya segelintir babi namun bisa menguasai begitu banyak sumber daya. Sedangkan para kucing kurus alias manusia biasa harus bekerja keras dan berkelahi demi sisa-sisa makanan alias sumber daya yang tersisa.

Animasi ini dibiarkan apa adanya. Ada bagian yang memang brutal untuk menunjukkan dampak apabila sistem tersebut terus dipelihara. Ada banyak simbol yang tertebar di adegan, dari tikus mainan untuk distraksi, rantai yang mengekang para babi, kucing yang dimasukkan ke dalam topi, dan sebagainya. Animasi yang terkesan agak brutal seperti dalam Happiness tapi menurutku pas dalam menggambarkan realita yang terjadi di dunia ini.

Tak ada dialog dalam animasi berdurasi sepuluh menitan ini. Musik orkestra yang dimainkan oleh Bratislava Studio lah yang memainkan tensi dan menambah emosi dalam animasi ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline