Fenomena Sunday Scaries kini seperti epidemi emosional di kalangan perempuan usia 30--40-an. Setiap Minggu sore, rasa cemas itu datang tanpa diundang. Tak ada alasan yang jelas, tapi tubuh dan pikiran terasa menegang. Di kepala, daftar tugas besok mulai berputar: rapat pagi, laporan menumpuk, anak harus siap sekolah, rumah belum rapi. Akhir pekan yang seharusnya jadi waktu istirahat berubah menjadi hitungan mundur menuju rutinitas.
Apalagi saat dikirimi pesan wali kelas anak SD bahwa akan ada "home visit" di Senin sore. Halah..tumpukan jemuran belum disetrika dan dilipat. Teras masih berantakan. Nambah penat di kepala.
Survei LinkedIn tahun 2022 mencatat, 81% responden mengalami "Sunday Scaries", atau kecemasan menjelang hari Senin. Namun bagi banyak ibu pekerja, ini bukan sekadar rasa malas kembali ke kantor, melainkan perasaan campur aduk antara lelah, kewalahan, dan rindu pada masa muda yang lebih bebas dan spontan.
Buat saya yang aktivitasnya banyak di rumah, kondisi yang dialami sama. Senin subuh akan berhadapan dengan cekcok mencari seragam, dasi, dan ikat pinggang. Benar saja, bahkan habis anak sekolah juga, ada pesan dari wali kelas anak SMP, uang jajan ketinggalan dan harus diantarkan ke sekolah. Pffyuhhh....
Dulu, Minggu sore mungkin identik dengan aroma gorengan, tayangan sinetron, dan obrolan ringan keluarga. Tapi di usia 30--40-an, Minggu sore berubah wujud. Pikiran sudah berpacu ke esok hari. "Besok anak ujian, bekal harus siap." "Besok liputan jam 8, baju belum disetrika." "Email belum dibalas."
Kita seperti terjebak di antara dua dunia: satu sisi ingin memeluk sisa waktu tenang, sisi lain dipaksa bersiap menghadapi minggu baru. Tubuh masih duduk di ruang tamu, tapi pikiran sudah di kantor. Akibatnya, me time di akhir pekan terasa hambar---karena otak tetap bekerja, meski fisik diam di rumah.
Psikolog menyebut kondisi ini sebagai anticipatory anxiety---kecemasan terhadap hal yang belum terjadi. Otak terbiasa berpacu lima hari seminggu sehingga kesulitan melambat di akhir pekan. Saat Minggu sore tiba, otak justru mengaktifkan mode "siaga", menyiapkan diri menghadapi tekanan kerja, bahkan sebelum hal itu benar-benar terjadi.
Bagi perempuan usia 30--40-an yang berperan ganda sebagai pekerja sekaligus pengurus rumah tangga, beban mental ini berlipat. Mereka bukan hanya memikirkan pekerjaan, tapi juga menu makan keluarga, jadwal anak, hingga urusan orang tua yang menua. Akhir pekan tak lagi menjadi waktu pulih, melainkan checklist marathon yang tak berkesudahan.
Menariknya, "Sunday Scaries" juga punya sisi emosional yang lebih dalam: rasa rindu pada masa muda yang bebas. Di usia 20-an, Minggu sore mungkin diisi dengan nongkrong santai, jalan ke kafe, atau sekadar rebahan tanpa rasa bersalah.
Kini, setelah berkeluarga dan bekerja, Minggu sore penuh perhitungan---berapa banyak cucian kering, apa yang harus dimasak, dan jam berapa anak harus tidur.