Lihat ke Halaman Asli

Mengintip dari Balik Layar: Kenapa Kita Begitu Suka 'Kepo' pada Kehidupan Orang Lain?

Diperbarui: 3 Oktober 2025   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

          Pernahkah kamu tiba-tiba membuka akun media sosial mantan, entah itu TikTok atau Instagram, lalu scroll sampai menemukan foto-foto lama, dan buru-buru keluar dari akunnya biar tidak ketahuan? Atau mungkin kamu adalah pengikut setia yang tidak pernah ketinggalan story selebgram favoritmu setiap hari, padahal kalian tidak saling kenal secara pribadi.? Tenang, kamu tidak sendiri. Fenomena "kepo" atau mengintip kehidupan orang lain baik itu mantan pacar, teman lama, selebritas, bahkan orang asing yang menarik perhatian sudah menjadi bagian dari ritual harian banyak orang. Ini bahkan sering terjadi meskipun kita sudah memiliki pasangan baru. Tapi sebenarnya, kenapa sih kita suka banget menonton kehidupan orang lain? Apakah ini sekedar hiburan, atau ada dorongan psikologis yang lebih dalam di baliknya?

Yuk, kita bedah dari sisi psikologi!

          Media Sosial: Jendela Tak Terbatas ke Kehidupan Orang Lain : Dulu, untuk tahu kabar seseorang, kita harus bertemu langsung atau bertanya pada teman. Sekarang? Cukup dengan beberapa ketukan jari di Instagram atau TikTok, kita bisa langsung tahu siapa yang sedang liburan , siapa yang baru saja putus cinta, atau siapa yang baru saja mendapatkan promosi jabatan. Media sosial telah menjadi semacam jendela yang terbuka lebar, dan secara alami, manusia suka mengintip. Yang menarik, rasa penasaran ini tidak hanya tertuju pada orang-orang terkenal. Kita juga sering stalking mantan pacar, teman sekolah yang sudah lama tidak bertemu, hingga orang asing yang profilnya tiba-tiba muncul di linimasa. Ini bukan sekadar rasa ingin tahu biasa, tapi menyentuh beberapa aspek psikologis yang mendasar.

Mengapa Kita Melakukannya? Perspektif Psikologi di Balik "Kepo"

          Rasa penasaran untuk melihat kehidupan orang lain bukanlah hal baru, tetapi media sosial telah memperkuat dorongan ini secara eksponensial. Berikut adalah beberapa alasan psikologis utama di baliknya: Hubungan Satu Arah yang Terasa Nyata: Hubungan Para sosial : Pernah merasa sedih saat selebgram favoritmu sedang sakit, atau ikut bahagia saat ia mengumumkan pertunangannya? Ini disebut hubungan parasosial. Kita mengembangkan ikatan emosional satu sisi dengan tokoh publik atau influencer seolah-olah mereka adalah teman kita. Kita mengikuti keseharian mereka, mengetahui detail hidup mereka, sehingga otak kita mulai merasa memiliki "hubungan" nyata dengan mereka, meskipun mereka sama sekali tidak mengenal kita. Nostalgia dan Urusan yang Belum Selesai (Khusus Mantan)

          Mengapa mantan pacar menjadi target "kepo" yang paling umum? Jawabannya sering kali kompleks. Mencari Penutupan : Kita mungkin mencari jawaban atau validasi atas berakhirnya hubungan. Apakah dia sudah punya pacar baru? Apakah dia terlihat lebih bahagia tanpaku? Nostalgia: Terkadang, kita hanya merindukan kenangan indah dan melihat foto-foto lama adalah cara untuk menghidupkan kembali perasaan itu sejenak. Validasi Diri: Ada sedikit kepuasan saat melihat mantan belum "move on" sejauh kita, yang lagi-lagi kembali ke teori perbandingan sosial. Liburan Murah dari Masalah Pribadi :Kehidupan nyata bisa jadi membosankan, penuh tekanan, dan rumit. Menggulir media sosial dan tenggelam dalam drama atau kehidupan menarik orang lain adalah bentuk eskapisme atau pelarian. Ini seperti menonton serial TV, tetapi dengan karakter-karakter nyata yang terus memperbarui alur ceritanya setiap hari. Untuk sesaat, kita bisa lupa dengan tumpukan tugas atau masalah pribadi.

Kapan "Kepo" Menjadi Masalah?

          Meskipun wajar, kebiasaan ini bisa menjadi tidak sehat jika sudah berlebihan. Batasnya tipis antara rasa ingin tahu yang tidak berbahaya dan obsesi yang merusak. Waspadai tanda-tanda ini: Memengaruhi Suasana Hati: Jika setelah stalking kamu justru merasa cemas, iri, sedih, atau tidak berharga. Menjadi Kompulsif: Kamu merasa harus memeriksa akun tertentu setiap beberapa jam dan merasa gelisah jika tidak melakukannya. Menghambat Masa Kini: Terutama dalam kasus mantan, jika kebiasaan ini membuatmu sulit untuk benar-benar move on dan fokus pada hubunganmu yang sekarang. Membuang Waktu Produktif: Kamu menghabiskan berjam-jam hanya untuk mengamati kehidupan orang lain, padahal banyak hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline