Lihat ke Halaman Asli

Monolog Kalbu

Diperbarui: 17 Oktober 2016   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Degup ini seakan berlari kencang, memecah ruang pikiran dan asa.

Meredup bagai api di tengah hujan.

Mengapa kau buat semangat itu pudar ?

Langkah sepatu yang tak asing kudengar,

mematahkan nyanyian harapan hati di relung jiwa.

Dipandangnya  perih tatapan yang hampa di sebrang sana.

Berbalut kasih, kau genggam jemari ini erat.

Semburat senyum terlukis di hadapanku.

Mewakili sejuta cerita indah di kala itu.

Menghias tiap patahan yang terluka.

Merangkul raga yang letih batinnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline