Lihat ke Halaman Asli

Ikwan Setiawan

TERVERIFIKASI

Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Memahami Politik Identitas sebagai Gerakan Kultural Kelompok Marjinal

Diperbarui: 5 Januari 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi kelompok pribumi Ekuador tahun 2019. Sumber: Reuters

Sebagai kajian dan gerakan, politik identitas yang tumbuh sejak era 1960-an telah mencapai populeritas akademis yang luas. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya buku dan artikel jurnal yang membahas persoalan ini. Meskipun demikian, dalam konteks Indonesia masih relatif sedikit. 

Akibatnya, banyak salah tafsir terhadap makna dan gerakan politik identitas sebagai sesuatu yang negatif. Dampaknya, banyak wacana stigmatik terhadap politik identitas. Bahkan, banyak kalangan, khususnya pemerintah dan elit nasional, yang menghimbau agar warga Indonesia tidak memainkan politik identitas dalam hajatan Pemilu 2024. 

Saya menduga, mereka tidak memiliki cukup informasi tentang sejarah dan kepentingan dalam politik identitas. Mereka hanya melihat mobilisasi agama dan etnisitas dalam beberapa proses politik di tanah air demi kepentingan elit tertentu sebagai politik identitas yang merugikan kepentingan bangsa. 

Memang benar, beberapa gerakan politik juga memobilisasi identitas agama atau etnis untuk menyukseskan kepentingan elit tertentu, tetapi itu bukan apa yang dikehendaki oleh politik identitas. Dalam sejarah kelahirannya, politik identitas berpihak kepada kepentingan kaum atau komunitas minoritas dan marjinal.

Berdasarkan realitas di atas, melalui tulisan ini saya akan menjabarkan konsep dan kepentingan yang diusung politik identitas. Ini menjadi urgen agar kesalahpahaman tentang politik identitas di tanah air tidak semakin menjadi sehingga mengerdilkan dan menegatifkan gerakan berbasis identitas agama, budaya, etnis, dan yang lain untuk kepentingan kelompok marjinal.

Memahami Politik Identitas 

Sebagai perspektif teoretis, politik identitas yang berkembang mulai era 1960-an membangun konsepsi-konsepsinya dari realitas gerakan kultural yang dilakukan oleh komunitas-komunitas marjinal berbasis gender, ras, etnis, agama maupun bangsa dalam menghadapi kekuatan-kekuatan dominan dalam kehidupan mereka. 

Dalam konteks etnis, mereka biasanya mengalami pembedaan dalam hal ekonomi, kultural, maupun politik dibandingkan dengan etnis lain yang lebih dominan. Inilah yang kemudian memunculkan istilah "minoritas etnis". 

Menurut Deschenes (dikutip dalam Alia & Bull, 2005: 2), minoritas etnis memiliki keberbedaan budaya, bahasa, atau, dalam kasus tertentu, praktik beragama, dibandingkan etnis-etnis lain yang lebih dominan. 

Demonstrasi melawan rasisme. Sumber:https://www.polsci.ucsb.edu/research/politics-identity

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline