Artikel seri turtorial ini saya buat atas permintaan salah satu kompasianers nun jauh di Shenzen, yang ingin pulang kampung untuk memulai usaha peternakan dengan inovasi saya….sungguh membuat saya tambah bersemangat, dan berusaha membuat artikel bermanfaat, bermanfaat untuk kompasianers yang mau berwira usaha, mau mandiri dan mau ber inovasi, paling tidak membantu pemerintah dalam memberikan solusi cerdas menghadapi masalah krisis ekonomi global saat ini, jika setiap rumah tangga mempunyai usaha skala rumahan yang bernilai ekonomi tinggi, saya rasa krisis hanya ada di berita saja….karena krisis justru menciptakan peluang usaha yang inovatif.
Masalah makanan kambing.
Beternak kambing memang bukan hal mudah untuk dikerjakan, karena selama ini beternak kambing adalah pekerjaan merepotkan, karena kambing suka pilih pilih makanan, selalu dan harus makanan yang segar, makanan yang hijau seperti rumput, pucuk daun muda, bila dicampur dengan rumput yang sudah layu biasanya kambing akan memilih dan engga berselera makan, sehingga banyak makanan terbuang percuma.
SOLUSI nya dengan biotes inovasi saya, dengan dosis 1 tetes per 20 kg berat badan setiap hari, bisa diberikan lewat minum atau lewat makanan nya, maka masalah makanan engga jadi masalah, kulit jagung manis juga kambing akan makan, rumput kering juga disikat, kambing jadi rakus dan sehat, maka pelihara kambing jadi engga rumit, siapkan karung plastic, bawa ke pasar, hampiri penjual jagung manis, minta kalau boleh kulit jagung yang dibuang, sisa sayuran yang di buang dari macam-macam sayuran, itu akan dimakan oleh kambing dengan lahapnya, solusi sampah organic bisa di manfaatkan oleh peternak, sehingga pedagang juga tidak perlu repot membuang sampah nya, petugas kebersihan pasar tidak di repotkan dengan pembusukan sampah organiknya.
Pakan tambahan kambing bisa ditambahkan ampas tahu, dan konsentrat yang bisa di beli di toko pakan ternak, tapi bila hanya menggunakan pakan hijauan saja juga tetap tidak masalah, hanya waktu pemeliharaan sedikit lebih lambat, semua menjadi pilihan dan ketersediaan di sekitar peternakan.
Masalah pencemaran limbah cair dan limbah padatan kambing, sudah bisa diatasi bila kambing mengkonsumsi Biotes secara rutin sesuai anjuran, sehingga beternak kambing tidak menjadi masalah lingkungan walau pelihara di samping rumah, atau di pekarangan.
Nilai ekonomis beternak kambing
Bila kompasianers mau beternak kambing sebagai usaha yang bernilai ekonomi, maka harus diperhitungkan minimal populasi yang akan di pelihara, perbandingan 1 pejantan bisa untuk 10 ekor betina, kandang kambing di sarankan model panggung, kambing pejantan harus dipisahkan, agar selalu siap kawin saat ada kambing betina yang birahi, kambing betina induk yang sudah melahirkan harus dipisahkan dikandang khusus anak dan induknya, sehingga pertumbuhan anak kambing tidak terganggu.
Ukuran kandang kambing disesuaikan dengan populasi yang dipelihara, 1 kandang bisa di buat sekat sesuai ukuran sebagai berikut :
- Sekat untuk anak kambing ukuran 1 x 1,2 m per 2 ekor jadi untuk kebutuhan populasi 10 ekor induk di butuhkan kandang anak kambing lepas susu adalah 6 m2 ( 1 x 1,2 x 10 / 2 ), karena kambing beranak tidak sekaligus, tapi bertahap, sehingga ukuran 6 m2 sudah mencukupi.
- 1 sekat kandang Jantan dewasa: 1,2 x 1,2 m.
- 6 sekat kandang induk betina ukuran 1 x 1,2 m.
- 4 sekat kandang betina dewasa: 1,5 x 1,5 m.
Jadi bisa di kalkulasi luasan kandang yang di butuhkan kurang lebih panjang 10 m lebar 3 meter, model penyekat sesuai kebutuhan nya, silahkan kompasianers berinovasi sendiri, bisa dilihat di om google cara membuat kandang kambing, sehingga bisa memilih bahan sendiri sesuai keuangan yang disiapkan.
semua gambar di download dari https://www.google.com/search?q=kandang+kambing&client=opera&hs=WyE&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0CB8QsARqFQoTCNXm4-zxmMkCFUsKjgodPeMMmA