Lihat ke Halaman Asli

Garinps

Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Menyaring Mikroplastik dari Air: Solusi Sederhana untuk Masa Depan Bersih

Diperbarui: 3 April 2025   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merebus air minum (Foto: Nathan Dumlao/Unsplash.

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang sulit terdeteksi oleh mata telanjang. Keberadaannya telah ditemukan di sungai, laut, hingga air minum yang kita konsumsi sehari-hari. Studi menunjukkan manusia dapat mengonsumsi hingga 5 gram plastik setiap minggu---setara dengan berat kartu kredit. Untuk mengurangi paparan ini, berbagai metode penyaringan dapat diterapkan. Artikel ini akan membahas solusi praktis yang dapat membantu menjaga kualitas air dan kesehatan.

Mengapa Menyaring Mikroplastik Penting?

Mikroplastik berasal dari degradasi sampah plastik, produk perawatan pribadi, dan limbah industri. Meski kecil, dampaknya besar. Penelitian Universitas Indonesia (2024) menemukan bahwa air sungai dan air keran di beberapa wilayah mengandung mikroplastik dalam jumlah mengkhawatirkan. Paparannya dapat mengganggu sistem pencernaan dan berpotensi masuk ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, upaya penyaringan menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko kesehatan.

Metode Penyaringan yang Efektif

1. Merebus Air: Solusi Sederhana dan Efektif

Merebus air, terutama dengan kalsium karbonat, dapat menghilangkan hingga 90% mikroplastik. Proses ini membentuk kerak kapur yang menangkap partikel plastik, yang kemudian bisa disaring menggunakan kain halus atau saringan stainless steel.

2. Arang Aktif dan Biochar: Penyaring Alami

Arang aktif memiliki pori-pori mikroskopis yang efektif menyerap kontaminan, termasuk mikroplastik. Biochar, yang dibuat dari pirolisis limbah organik seperti sekam padi, dapat mengurangi mikroplastik hingga 92% dan ramah lingkungan.

3. Saringan Berlapis: Inovasi dari Bahan Lokal

Saringan sederhana dari botol bekas yang diisi spons, ijuk, arang, dan kerikil mampu meningkatkan kualitas air hingga 70%. Metode ini cocok untuk masyarakat dengan keterbatasan sumber daya.

4. Reverse Osmosis: Teknologi Modern

Reverse osmosis (RO) memiliki tingkat penyaringan hingga 99%, efektif menghilangkan mikroplastik dan kontaminan lainnya. Meski biayanya lebih tinggi, metode ini sangat efisien untuk kebutuhan jangka panjang.

5. Trash Trap: Pencegahan dari Hulu

Jaring besar atau "trash trap" yang dipasang di sungai membantu menangkap sampah sebelum mencapai laut. Meski tidak langsung menyaring air minum, metode ini mengurangi polusi mikroplastik sejak dini.

6. Biji Kelor: Koagulan Alami

Biji kelor mengandung protein polielektronik kationik yang mampu mengikat partikel mikroplastik, membentuk gumpalan yang mudah disaring. Solusi ini mudah diterapkan dan cocok untuk wilayah tropis seperti Indonesia.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Menyaring mikroplastik bukan tanpa tantangan, terutama dalam menangani nanoplastik yang lebih kecil. Namun, penelitian tentang filter berbasis enzim dan bahan biodegradasi memberikan harapan baru. Di Indonesia, kolaborasi antara pemerintah dan akademisi terus dikembangkan untuk memperluas penggunaan biochar dan filter alami di tingkat komunitas.

Langkah Nyata untuk Perubahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline